Mohon tunggu...
Isnah Septiani
Isnah Septiani Mohon Tunggu... Freelancer - Saya adalah mahasiswi S1 jurusan televisi dan film di Universitas Jember. Saya berusia 19 tahun.

Saya tertarik kepada hal-hal visual, seperti desain, videografi, dan fotografi. Saya juga memiliki hobi menulis cerita. Dan sekarang belajar untuk membuat berita, serta opini. Selain itu saya pekerja keras dan seorang pemecah masalah yang handal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

UNEJ Film Festival, Festival Film Mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif di Jember

14 September 2023   21:44 Diperbarui: 14 September 2023   21:48 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi kreatif kini sedang menjadi topik perbincangan di zaman sekarang. Istilah ini muncul dan menjadi populer seiring dengan gencarnya program kewirausahaan oleh pemerintah. Ekonomi kreatif didefinisikan sebagai sebuah industri yang berbasis pengetahuan yang memanfaatkan kreativitas dan inovasi dalam proses penciptaan barang atau jasa. 

Ekonomi kreatif sendiri adalah gabungan dari dua kata yang memiliki arti sendiri-sendiri. Ekonomi merupakan ilmu tentang produksi, distribusi, dan konsumsi. Sementara kreatif adalah sebuah kemampuan yang memiliki daya cipta. Menurut Sari et al, tahun 2020 ekonomi kreatif adalah sebuah era baru yang mengedepankan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi.

Ekonomi kreatif memiliki 3 aktor sebagai sumber daya manusia yang menjalankan perekonomian. 3 aktor ekonomi kreatif ini sering disebut sebagai Sistem “Triple helix”. Ketiganya saling berhubungan, dan memiliki simbiosis mutualisme, dan saling menunjang faktor-faktor dan pilar industri kreatif yang akan menghasilkan ekonomi kreatif yang berdiri kokoh dan berkesinambungan.

3 Aktor dalam triple helix  itu yakni; yang pertama adalah Cendekiawan (Intellectuals). Mereka adalah orang-orang yang focus utamanya adalah mencari kepuasan dalam seni, ilmu pengetahuan, metafisika. 

Dalam ekonomi kreatif, cendekiawan memiliki peran sebagai bagian dari penyebaran dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi serta sebagai pengembang yang membentuk nilai-nilai konstruktif ekonomi kreatif di masyarakat. Yang kedua ialah Bisnis (Business). Dilihat dari sisi ekonomi bisnis ialah bentuk usaha yang dikenali secara legal dan mereka menawarkan baik barang maupun jasa. 

Peran Bisnis di dalam ekonomi kreatif adalah sebagai pencipta atau center of excellence. Mereka kreator dari produk atau jasa. Mereka menciptakan pasar baru untuk menyerap produk barang atau jasa. Serta mereka juga menciptakan lapangan kerja baru bagi individu kreatif lainnya. 

Selain itu, mereka juga sebagai pembentuk komunitas dimana mereka adalah tonggak awal dari terbentuknya wadah untuk berbagi ide di dalam ekonomi kreatif. Yang ketiga ialah Pemerintah (Government). 

Pemerintah sering diartikan sebagai suatu forum yang memiliki hak kekuasaan untuk mengelola suatu negara. Pemerintah yang dimaksud dalam ekonomi kreatif ini keseluruhan pemerintah, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Mereka memiliki peran kasalisator, fasilitator, dan advokasi dimana bagian mereka adalah yang memberikan ide, dukungan, tantangan agar ide-ide bisnis bergerak ke dalam level yang lebih tinggi.

Ekonomi kreatif di Indonesia sampai saat ini bertumpu kepada 14 sub-sektor. Diantaranya yaitu pasar periklanan, desain, arsitektur seni dan barang antik, kerajinan tangan,  film, video dan fotografi, permainan yang interaktif, seni pertunjukkan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan perangkat lunak, televisi dan radio, serta penelitian dan pengembangan.

Pada artikel kali ini, kita akan lebih spesifik membahas sub-sektor film, video dan fotografi. Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong banyak individu untuk lebih kreatif lagi. Sehingga timbullah film, video dan fotografi sebagai salah satu sub-sektor yang berpengaruh dalam perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Menurut sistem triple helix diatas untuk melakukan perkembangan yang lebih signifikan diperlukan beberapa aksi dari setiap aktornya.

Yang pertama di dalam Cendekiawan, untuk membuat sub-sektor ini lebih maju mereka harus merancang kurikulum dan metode belajar yang efektif sehingga membentuk pemikiran kreatifitas dan media literasi. 

Selain itu, di dalam akademis juga mereka harus mampu menciptakan kritikus-kritikus film yang berkualitas melalui akademisi film. Yang kedua, pemerintah harus mengoptimalkan pasar domestik atau lokal dengan cara penambahan bioskop, penegakan HAKI yang jelas, serta peng-apresiasi-an kepada pembuat film. Selain itu mereka juga harus membuat Lembaga pengarsipan film, agar film-film anak bangsa dapat terorganisir dengan baik. Lalu, yang ketiga di dalam bisnis. Mereka seharusnya membangun production house sebagai wadah dari potensi-potensi individu kreatif di sub-sektor ini.

Lalu, jika digabungkan ketiganya dalam system triple helix ini. Mempunyai beberapa output aksi yang harus dilakukan. Salah satunya adalah dengan mengupayakan film festival yang berkesinambungan dan berwibawa.

UNEFF 2021 - Malam Penganugrahan/Dokpri
UNEFF 2021 - Malam Penganugrahan/Dokpri

Di Universitas Jember sendiri film festival ini sudah berlangsung sejak 2016. Dan mulai bergerak secara nasional sejak 2021. Film festival ini dikenal sebagai UNEFF atau UNEJ Film Festival

Program ini mengundang seluruh sineas atau pembuat film untuk mendaftarkan karyanya yang nantinya akan di kurasi hingga mendapatkan satu film sebagai pilihan dalam kategori masing-masing. Pangsa utama dari festival ini sudah jelas ialah komunitas film, namun tidak menutup kemungkinan remaja muda juga dapat menikmati festival ini.  

Dimana program ini diselenggarakan untuk mendukung industri kreatif. UNEFF digagas pada 2016 awalnya hanya sebagai wadah dari para sineas untuk menyalurkan film-film hasil kreatifitasnya. Namun, karena respon yang begitu baik. Film festival ini berkembang menjadi film festival nasional pada tahun 2021 dan mengambil peran untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif.

Melalui festival ini para individu-individu kreatif bisa menemukan wadah untuk saling bertukar ide, bahkan untuk membangun relasi. Selain itu UNEFF juga dapat digunakan untuk tempat terciptanya produk ataupun jasa yang sangat bermanfaat untuk industri kreatif.

Dalam rangkaian acaranya, UNEFF mengundang beberapa UMKM untuk mendirikan booth jualan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing UMKM lokal agar jangkauannya menjadi luas secara nasional. Selain itu, festival film ini juga memperkenalkan beberapa ciri khas lokal Jember. Seperti kopi dan bhako. UNEJ Film Festival dapat memaksimalkan pendapatan dan memperkenalkan Jember secara nasional. Hal ini membantu pengembangan terbentuknya ruang-ruang kreatif yang mengarah kepada kota kreatif dan berbasis pada penciptaan keseimbangan pada komunitas serta penyaluran kreatifitas yang merata.

Dengan ini dapat dibuktikan bahwa UNEJ Film Festival juga memiliki peran yang amat sangat penting dalam perkembangan ekonomi kreatif sub-sektor film, video dan fotografi di Jember. Dengan memanfaatkan faktor produksi yang ada, dan menggunakan konsep sistem triple helix UNEFF bergerak lebih maju menjadi film festival yang lebih terintergrasi dan sebagai wadah kreatifitas yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun