Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin.

11 Agustus 2024   09:25 Diperbarui: 11 Agustus 2024   10:13 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Isnaeni, S.Pd

CGP Angkatan 10 SMPN 5 Cikalongkulon

Kabupaten Cianjur.

Sebelum membuat sebuah rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran Saya sampai saat ini pada program guru penggerak, Saya akan menyertakan kegiatan pemantik terlebih dahulu:

1. Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Mengajarkan kecerdasan akademik itu penting, tetapi mengajarkan etika,moral, spiritualitas dan kecerdasan emosi adalah yang terbaik. Pembelajaran yang dilakukan di kelas sebaiknya tidak terlalu memfokuskan pada selesainya materi, tetapi lebih menekankan pada pencapaian siswa dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pencapaian konten belajar akan bisa diperoleh oleh siswa ketika siswa mengetahui cara belajar dan mereka akan mempelajari sendiri tentunya dengan bimbingan guru sebagai fasilitator. 

2. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita? 

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan akan berdampak karena keteladanan lebih memberikan dampak daripada kata-kata. Nilai-nilai ini akan memberikan kekuatan dan pengaruh yang sangat besar bagi lingkungan karena mempunyai arah dan tujuan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan etika. Masyarakat masih memegang etika dan moral sebagai pegangan hidup atau pedoman. 

3. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda? 

Pengambilan keputusan akan berdampak pada kualitas pembelajaran murid.  Kontribusinya yaitu :

1. Menempatkan murid sebagai fokus pembelajaran

2.  Memilih kurikulum dan metode yang relevan

3. Membangun budaya belajar yang positif

4. Berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas

4. Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Pendidikan merupakan proses kreatif yang memerlukan keahlian dan kepekaan untuk membentuk manusia secara holistik. Pendidikan harus membantu individu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara benar dan salah, serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang baik. Pendidikan tidak hanya tentang mentransfer pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga tentang membentuk karakter manusia. Ini berarti pendidikan harus membekali individu dengan nilai-nilai moral, etika, dan prinsip-prinsip hidup yang baik.

Panduan Pertanyaan

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Pratap Triloka yang terdiri dari tiga semboyan, yaitu "Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi teladan), Ing madyo mangun karso (di tengah memberi motivasi), Tut wuri handayani (di belakang memberi dukungan)". Ketiga semboyan ini sangat berkaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai pemimpin, dimana ketiga semboyan ini menjadi pedoman bagi pemimpin untuk menjalankan fungsinya. Seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi yang dipimpinnya dengan menunjukkan perilaku yang patut dijadikan contoh. Seorang pemimpin harus punya visi ke depan dalam tindakannya agar dapat memberikan arah yang jelas, terutama dalam bidang pendidikan ini memberi arahan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 

Seorang pemimpin pembelajaran dalam membuat keputusan juga harus menumbuhkan motivasi bagi warga sekolah. Seorang guru dalam memimpin pembelajaran harus bisa memfasilitasi murid agar bisa belajar dengan berbagai sumber belajar, sehingga seorang murid bisa mencari materi pembelajaran sendiri dengan bimbingan guru. Seorang kepala sekolah harus bisa memberdayakan potensi-potensi warga sekolah untuk dimunculkan dan dikembangkan sehingga sekolah menghasilkan warga sekolah yang kreatif dan inovatif. Dengan demikian filosopi Ki Hajar Dewantara dengan pratapnya sangat berkaitan dan relevan dengan penerapan pengambilan keputusan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam penerapan pengambilan keputusan, seorang peminpin tentunya dihadapkan pada dua atau lebih pilihan berupa bujukan moral (benar-salah) maupun dilema etika (benar-benar).  Dalam posisi demikian, maka seorang pemimpin harus menggunakan  pendekatan normatif maupun deskriptif. Pendekatan normatif merupakan pendekatan yang dijiwai oleh motivasi dan tujuan keagamaan, sedangkan pendekatan deskriptif muncul sebagai jawaban terhadap motivasi keingintahuan intelektual atau akademis. 

Kedua pendekatan ini menjadi bahan pertimbangan dalam penerapan pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan. Apabila nilai-nilai yang dipegang oleh seorang pemimpin tidak sesuai dengan nilai-nilai normatif atau deskriptif,maka dipastikan akan menghasilkan keputusan yang memuaskan. Termasuk di dalamnya adalah kebajikan universal yang diantaranya yang termasuk profil pelajar pancasila.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching adalah proses kolaboratif di mana seorang coach membantu individu atau tim untuk mencapai potensi penuh mereka. Salah satu aspek penting dalam coaching adalah pengambilan keputusan. Coaching memiliki peran yang sangat penting dalam membantu seorang pemimpin untuk mengambil keputusan yang lebih baik. 

Dengan coaching, Coach membantu individu untuk mengklarifikasi tujuan mereka dengan lebih jelas. Dengan tujuan yang jelas, maka pengambilan keputusan akan lebih terarah dan efektif.  Selain itu coaching membantu individu dalam mengembangkan perspektif, meningkatkan kepercayaan diri, mengidentifikasi hambatan, fokus pada solusi dan tanggung jawab atas keputusan mereka.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola aspek sosial emosionalnya memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap proses pengambilan keputusan, terutama ketika dihadapkan pada dilema etika. Dilema etika seringkali muncul dalam konteks pendidikan, di mana guru harus membuat pilihan sulit yang melibatkan nilai-nilai moral dan etika. 

Beberapa cara kemampuan sosial emosional guru mempengauhipengambilan keputusan adalah empati, regulasi emosi, keterampilan komunikasi, kesadaran diri dan pengambilan sudut pandang. Dalam konteks dilema etika, kemampuan sosial emosional guru sangat penting karena membantu mengidentifikasi dilema, mempertimbangkan semua opsi sehingga dapat membuat keputusan yang etis.

Kesimpulannya, kemampuan sosial emosional guru memainkan peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, terutama ketika dihadapkan pada dilema etika. Dengan mengembangkan keterampilan sosial emosional, guru dapat menjadi pengambil keputusan yang lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih etis. 

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika merupakan momen krusial bagi seorang pendidik. Dalam situasi ini, nilai-nilai yang dianut oleh pendidik akan menjadi kompas yang menuntun mereka dalam mengambil keputusan. Beberapa cara nilai-nilai seorang pendidik kembali menjadi pusat perhatian dalam pembahasan studi kasus diantaranya dengan refleksi diri, menganalisis situasi dari berbagai sudut pandang, melibatkan rekan sejawat, ahli etika, atau bahkan siswa dalam diskusi terbuka, pengambilan Keputusan Berbasis Nilai, dan melakukan evaluasi untuk melihat keputusan yang diambil.

Misalnya, seorang guru mengetahui bahwa seorang siswa seringkali mencontek dalam ujian. Guru tersebut dihadapkan pada dilema apakah harus melaporkan tindakan siswa tersebut atau tidak. Jika guru tersebut mengutamakan nilai kejujuran, maka ia mungkin akan memilih untuk melaporkan tindakan siswa tersebut. Namun, jika guru tersebut juga mengutamakan nilai kesempatan kedua, maka ia mungkin akan memilih untuk memberikan konseling kepada siswa tersebut terlebih dahulu 

Pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika merupakan kesempatan bagi pendidik untuk merefleksikan nilai-nilai yang mereka anut dan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam praktik. Dengan demikian, pendidik dapat menjadi role model bagi siswa dalam mengembangkan karakter yang kuat dan bertanggung jawab. 

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat merupakan jantung dari terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Setiap keputusan yang diambil, sekecil apapun, akan berdampak pada suasana keseluruhan. Untuk mencapai lingkungan yang ideal, beberapa faktor kunci perlu diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan: 

a. Memahami Konteks dan Tujuan 

b. Mengumpulkan Informasi yang Relevan 

c. Evaluasi Opsi 

d. Membuat Keputusan yang Berbasis Nilai 

e. Implementasi dan Evaluasi 

Pengambilan keputusan yang tepat adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan komitmen dari semua pihak. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi semua orang. 

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tentu, sangat menarik untuk membahas tantangan dalam pengambilan keputusan etika, terutama dalam konteks perubahan paradigma. Tantangan-tantangan ini bisa sangat beragam, tergantung pada lingkungan tempat kita berada. Beberapa tantangan di lingkungan sekolah yang berkaitan dengan paradigma diantaranya adalah tekanan untuk memilih keputusan yang populer, kurangnya informasi yang jelas, konflik nilai, ketakutan akan konsekuensi, dan kurangnya kepeminpinan yang kuat. 

Perubahan paradigma, seperti perubahan teknologi, sosial, atau ekonomi, dapat menciptakan tantangan baru dalam pengambilan keputusan etika. Globalisasi membawa kita berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan nilai. Hal ini dapat memperumit proses pengambilan keputusan etika, karena kita harus mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda. 

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Tentu, pengambilan keputusan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam konteks pembelajaran yang memerdekakan, memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan murid. Setiap keputusan yang kita ambil, baik besar maupun kecil, akan berdampak pada bagaimana murid kita belajar, tumbuh, dan berkembang. 

Keputusan untuk menerapkan pembelajaran yang fleksibel, seperti model pembelajaran berbasis proyek atau pembelajaran mandiri, membutuhkan pertimbangan matang. Keputusan ini akan menentukan seberapa banyak kebebasan yang diberikan kepada murid untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Setiap murid memiliki potensi dan gaya belajar yang berbeda. Keputusan untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan individu akan sangat mempengaruhi keberhasilan belajar mereka. 

Pengambilan keputusan yang tepat dalam pembelajaran yang memerdekakan adalah kunci keberhasilan dalam mengembangkan potensi setiap murid. Dengan memahami kebutuhan individu, menggunakan berbagai metode pembelajaran, dan melibatkan semua pihak dalam proses pengambilan keputusan, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inspiratif bagi semua murid. 

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin pembelajaran memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Setiap keputusan yang diambil, baik besar maupun kecil, akan membentuk lingkungan belajar, pengalaman belajar, dan pada akhirnya, membentuk karakter dan masa depan para siswa. 

Berikut adalah beberapa cara di mana pengambilan keputusan pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan murid, diantaranya dengan menentukan arah pendidikan, membentuk lingkungan pembelajaran, memengaruhimotivasi dan percaya diri, membentuk karakter dan membuka peluang masa depan.

Pengambilan keputusan oleh pemimpin pembelajaran memiliki dampak yang sangat besar terhadap kehidupan murid. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemimpin pembelajaran untuk selalu mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap keputusan yang diambil. Dengan membuat keputusan yang bijak, pemimpin pembelajaran dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inspiratif, sehingga murid dapat tumbuh menjadi individu yang sukses dan bahagia. 

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Pengambilan keputusan dalam kepemimpinan pembelajaran adalah jantung dari terciptanya lingkungan belajar yang efektif dan bermakna. Keputusan yang diambil tidak hanya berdampak pada proses belajar mengajar, tetapi juga pada pembentukan karakter, potensi, dan masa depan murid. 

Keterkaitan dengan modul sebelumnya yaitu :

Prinsip-prinsip Tut Wuri Handayani, Ing Ngarso Sung Tuladha, dan Ing Madya Mangun Karsa menjadi landasan dalam pengambilan keputusan. Pemimpin harus menjadi teladan, memberikan bimbingan, dan memberdayakan murid. 

Pengambilan keputusan yang berpusat pada murid dan nilai-nilai positif akan membentuk budaya sekolah yang inklusif, menghargai perbedaan, dan mendorong pengembangan diri. 

Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan sosial emosional murid, seperti empati, komunikasi, dan kolaborasi. 

Pengambilan keputusan terkait dengan bagaimana cara menyesuaikan pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing murid. 

Pengambilan keputusan berbasis kebajikan sebagai pemimpin adalah sebuah proses yang kompleks namun sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan memahami keterkaitan antara pengambilan keputusan dengan berbagai konsep lainnya, pemimpin pembelajaran dapat menciptakan lingkungan belajar yang berkualitas, relevan, dan bermakna bagi setiap murid. Pemimpin pembelajaran sebagai coach akan membantu murid menemukan potensi diri dan mencapai tujuan pembelajaran mereka.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika dan bujukan moral menyoroti situasi di mana seseorang dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit, di mana setiap pilihan memiliki konsekuensi etis yang berbeda.Dilema etika adalah memilih antara keputusan benar dengan benar. Bujukan moral adalah upaya untuk mempengaruhi seseorang agar memilih opsi tertentu, seringkali dengan mengabaikan pertimbangan etis. Bujukan moral memilih antara keputusan benar dan salah.

Empat paradigma pengambilan keputusan, setiap paradigma memiliki asumsi dan pendekatan yang berbeda dalam menghadapi situasi yang membutuhkan keputusan. Empat paradigma ini di lakukan dengan pedoman 3 prinsip pengambilan keputusan dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan. 

Hal-hal yang diluar dugaan adalah tidak ada jawaban yang benar atau salah mutlak dalam banyak situasi yang melibatkan dilema etika. Keputusan yang dianggap benar oleh satu orang mungkin dianggap salah oleh orang lain. Konteks situasi sangat mempengaruhi keputusan yang diambil. Pilihan yang tepat dalam satu situasi mungkin tidak tepat dalam situasi yang lain. Paradigma dan prinsip pengambilan keputusan terus berkembang seiring dengan perubahan zaman dan nilai-nilai masyarakat. 

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah, Saya memimpin suatu lembaga dan dihadapkan pada penerapan pengambilan keputusan. Saya harus membuat keputusan diantara kepentingan beberapa fihak yang berhubungan dengan dilema etika. Dengan mempelajari modul ini, saya menemukan ilmu dalam pengambilan keputusan sehingga dalam menghadapi soal pengambilan keputusan saya lebih banyak referensi dan wawasan serta metode supaya menghasilkan keputusan yang terbaik. Pengambilan keputusan yang baik adalah salah satu ciri khas seorang pemimpin yang efektif. 

Modul ini akan memberikan kerangka kerja yang jelas untuk menghadapi situasi yang kompleks dan membuat keputusan dengan percaya diri. Singkatnya, mempelajari modul pengambilan keputusan berbasis kepemimpinan adalah investasi yang sangat berharga bagi siapa saja yang ingin menjadi pemimpin yang efektif dan membawa perubahan positif. 

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

 Dampak mempelajari konsep pengambilan keputusan bagi saya adalah Saya cenderung lebih sistematis dan rasional dalam menghadapi masalah. Saya lebih mampu menganalisis situasi, mempertimbangkan berbagai alternatif, dan memilih opsi yang paling optimal. Perubahan yang saya alami adalah saya lebih percaya diri darisebelumnya dalam menghadapi situasi yang kompleks, karena saya dapat menerapkan berbagai teknik pemecahan masalah dalam berbagai situasi. 

Saya juga lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan serta meningkatnya  kemampuan bekerja dalam tim dan membangun konsensus. Secara singkat, mempelajari konsep pengambilan keputusan dapat membantu saya menjadi pengambil keputusan yang lebih baik, lebih efektif, dan lebih bijaksana. 

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai seorang individu, keputusan yang baik dapat membawa kita pada kehidupan yang lebih baik, baik dalam hal karier, hubungan pribadi, maupun kesejahteraan secara umum. Memahami proses pengambilan keputusan dapat meningkatkan kepercayaan diri kita dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian. 

Sebagai seorang pemimpin, keterampilan pengambilan keputusan sangat penting untuk mengarahkan tim, organisasi, atau proyek menuju kesuksesan, khususnya peminpin pembelajaran. Keputusan yang diambil oleh pemimpin akan membentuk budaya organisasi. Dengan membuat keputusan yang baik, pemimpin dapat menciptakan budaya yang positif dan produktif. 

Demikianlah uraian saya mengenai koneksi antar materi modul 3.1, mudah-mudahan dapat meningkatkan pendalaman materi tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun