Setelah melewati turunan yang berkelok-kelok, mobil kami melewati jembatan dan menanjak kembali melalui tanjakan yang mobil yang kami tumpangi harus berenti sebentar untuk mengganti gigi, dan setelah itu kota yang kami lewati adalah kota Tanggeung.
Kota Tanggeung ini pun cukup ramai sebagai tempat persimpangan jalur lainnya. Dari tanggeung jalan menanjak kembali dan melewati persimpangan ke Cijati, menanjak kembali dan sampailah diperbatasan kecamatan Cibinong yang sering disebut Patrol.Â
Terdapat persimpangan menuju Kecamatan Leles, yang jalannya melalui Gunung Sawo (nama tempat yang dari tempat ini kelihatan bentang alam yang luas sekali). Akan lebih indah gunung sawo ini dijadikan tempat wisata, karena pemandangan yang begitu indah cocok sekali untuk foto-foto.
Mobil terus melewati daerah Kecamatan Cibinong dengan kondisi yang cukup rusak. Perjalanan yang seharusnya cepat menjadi lambat karena mobil harus memakai gigi dua atau satu. Pemandangan bukit-bukit yang bertebaran dan ngarai yang dalam. Penduduk jarang sekali ditemukan di sepanjang pinggir jalan.Â
Kemudian kami melewati jalan yang cukup bagus beberapa saat yang kami sangka akan sampai tujuan kami yaitu Sindang barang, ternyata tidak. Jalan yang kami lewati ternyata rusak dan ketika hampir mendekati Kota Sindang barang, jalanan bagus kembali.Â
Ketika sampai ke alun-alun Sindang barang waktu yang kami tempuh adalah 4,5 Jam. Waktu yang singkat ini karena mobil yang Kami tumpangi tidak pernah berhenti, padahal mobil teman yang lain melakukan istirahat di beberapa tempat.Â
Mobil diparkir di depan kantor kecamatan, sedangkan Kami beristirahat mencari kamar kecil dan kemudian mengisi perut dengan makanan seperti batagor dan mie ayam karena lapar. Beberapa waktu kemudian  mobil yang lainnya sampai di alun-alun, bahkan ada yang belum sampai.
Delapan tahun yang lalu, Saya pernah berada di tempat ini untuk difoto untuk membuat karpeg elektronik dengan teman-teman dari sekolah yang ada di sekitar Sindang barang. Namun penggunaan kartu pegawai ini belum ada kelanjutannya sampai sekarang. Â kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan shalat Jumat di mesjid depan alun-alun. Setelah shalat jumat, kemudian menuju pantai APRA yang memang tidak terlalu jauh.
Ketika Kami melewati gerbang pantai, beberapa pemuda meminta Kami membayar Rp. 20.000/permobil sebagai karcis sekaligus parkir. Dan mereka pun mempersilahkan Kami melanjutkan perjalanan ke pantai.Â
Di dekat pantai tampak teman kami yang baru diangkat sebagai Kepala Sekolah dan mempersilahkan Kami untuk parkir dan turun. Ada dua orang ibu-ibu yang menawarkan jasa memasak ikan, dan Kami menjawab bahwa Kami sudah disiapkan masakan untuk kami santap.Â