Saya memutuskan untuk ke Taman Kelinci, karena hari masih pagi, dan belum tertarik untuk makan buah stroberi. Saya beserta ketiga anak saya memegang makanan kelinci masing-masing. Memasuki Taman kelinci melewati beberapa pintu, mungkin untuk menjaga kelinci tidak keluar taman. Ketika kami masuk taman, kelinci yang jumlahnya banyak sekali mengerubungi kami untuk mendapatkan pakan.
 Anak-anak saya sampai berteriak dan kaget dengan suasana banyaknya kelinci yang berusaha mendapatkan makanan kelinci. Bahkan ketika kami tidak sadar dengan posisi pakan yang kami pegang menjuntai ke bawah, kelinci itu sibuk memakannya. Dan seikat pakan kelinci itupun cepat habis.Â
Ketika pakan kelinci kami habis, anak-anak sibuk menggendong kelinci yang ukurannya tidak terlalu berat. Memang kakinya kotor, sehingga anak-anak menggendong kelinci dengan menjaga diri agar  tidak mengotori baju mereka.
Walau pakan kelinci kami habis, kami asik melihat pengunjung lainnya menghabiskan pakan kelinci mereka. Selain itu, dibelakang taman kelinci ada beberapa ekor angsa, dan juga kandang domba. Dan selanjutnya kami menonton domba-domba yang dikeluarkan oleh pegawai taman, yang tentu saja terpisah dengan taman kelinci. Beberapa pengunjung juga tertarik memberi pakan kelinci untuk domba-domba yang baru saja dikeluarkan.
Taman kelinci ini selalu terjaga kebersihannya. Sewaktu kami masuk, beberapa pegawai masih membersihkan taman. Di dalam taman juga tersedia bangku-bangku dari tembok dan juga besi. Ada rumah besar dari tembok untuk kelinci dengan pintunya yang terbuka, juga tempat berlindung kelinci ketika mereka ingin bersembunyi yang terbuat dari tembok.Â
Anak-anak saya yang terbiasa mengurus kucing pun mencoba menggendong kelinci-kelinci ini seperti mereka menggendong kucing. Â Tapi mereka saya sarankan memilih kelinci-kelinci yang bersih dan tidak berpenyakitan. Ada satu kelinci yang kelihatan agak berpenyakitan, terlihat dari mukanya yang rusak dan ada beberapa yang kakinya begitu kotor.
Setelah puas bermain-main dengan kelinci, kami keluar dan mencuci tangan di westafel. Dan kembali keluar melewati pintu-pintu yang berfungsi untuk mencegah kelinci kabur. Ada juga pengunjung yang tidak keluar, tapi makan di cafe yang letaknya di dalam taman kelinci. Tersedia berbagai makanan bagi pengunjung yang lapar setelah bermain-main dengan kelinci. Â
Sesampainya di luar, ada seorang anak kecil yang menawarkan kuda untuk disewakan yang harganya Rp. 30.000., dengan dia sendiri yang menuntunnya. Kebetulan salah seorang anak ada yang mau naik kuda, dan akhirnya dua anak saya naik kuda berkeliling puncak resort. Setelah itu kami pulang ke rumah dengan kenangan indah anak-anak kami bermain di puncak resort. Salah seorang anak kami bertanya,"Pak kapan khaira (anak bungsu) diajak ke taman kelinci ?".
Â
Â
 Â