Berdasarkan penelusuran kami di internet, hepatitis A masih termasuk agak ringan dibandingkan hepatitis B dan seterusnya
Tapi melihat gejala yang dialami anak yang kelihatan kurus, lemah dan merasa sakit pada perut dan bagian tubuh lainnya, kami merasa khawatir juga. Anak tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolahnya dan mungkin akan ketinggalan pelajaran.Â
Kami merasa heran karena yang mengalami hepatitis A ini adalah dua anak kami yang sekolah, dan punya kebiasaan jajan di tempat yang sama.
Walaupun anak yang kedua tidak suka mengkonsumsi makanan pedas, anak kedua memperlihatkan gejala yang mengarah ke penyakit hepatitis.
Dan di sekolahnya masing-masing juga memang ada beberapa teman sekolahnya mengalami hal yang sama. Bahkan setelah beberapa bulan dari kejadian anak kami, ada juga gejala siswa di sekolah lain mengalami wabah hepatitis.
Dari puskesmas juga kedua anak kami mendapat surat rujukan ke rumah sakit untuk diperiksa darah.
Padahal menurut istri di puskesmas pun, kedua anak sudah diperiksa darah. Mungkin untuk pengobatan lebih sempurnanya, karena saya kurang tahu alasannya.
Saya kemudian mengantar kedua anak ke rumah sakit, dan kedua anak diambil darah dan di tes darahnya.
Hasilnya kedua anak memang positif mengalami hepatitis A. Dokter tidak memberikan obat-obatan, hanya memberi resep untuk membeli penambah nafsu makan dan vitamin E.
Sepulang dari Rumah sakit, saya langsung membeli kedua resep itu di apotik.
Di rumah, selain mengkonsumsi vitamin dan penambah nafsu makan, kedua anak tersebut lebih diawasi dalam pola makannya dan jajanannya.