Kubisikkan pada Fernanda, bilang sama mamak, "Abang doakan mamak mudah rezeki ya," Fernanda mengulang ucapanku.Â
"Iya, kalau ada rezeki mamak langsung jemput Abang, Abang baik-baik di rumah sakit ya nak, jangan bandel, patuh apa kata dokter dan suster" Pesan Ibunya kemudian.
"Iya mak, cepat jemput ya mak, Assalamu'alaikum " Fernanda mengakhiri obrolan dengan Ibunya. Ibunya menjawab salam Fernanda dan panggilan terputus.Â
Aku simpan handphoneku dalam saku seragam dinasku. "Terima kasih Suster," kata Fernanda padaku.
"Sama-sama, Fernanda" Jawabku, aku lihat roman bahagia terpancar dari wajahnya, batinku pun ikut bahagia melihat pasienku bahagia.
"Fernanda, apa yang kamu rasakan setelah berbicara dengan Ibu kamu? " tanyaku padanya kemudian.
"Saya merasa senang Suster, rasa rindu pada mamak saya sudah terobati," jawab Fernanda.
"Kamu banyak berdoa ya,semoga Ibu kamu bisa segera menjemput kamu," pesanku pada Fernanda.
Pagi ini ku awali hariku dengan memberi kesenangan untuk pasien-pasienku, rasa bahagia yang mereka rasakan menyapa hatiku, meskipun aku memberi dan berbagi dengan hal-hal kecil, namun kebahagian yang mereka rasakan menentramkan jiwaku.
Batinku seakan berbisik seandainya aku bisa memberi lebih kepada mereka yang membutuhkan, mungkin kebahagiaan yang kurasa lebih dasyat lagi.
Semoga suatu saat aku bisa berbagi, memberi dan menyantuni dalam jumlah yang maksimal. Indahnya berbagi, nikmatnya memberi, bahagianya menyantuni hanya bisa dinikmati oleh jiwa dan hati yang ikhlas, memberi tanpa mengharap balas budi, cukup Allah yang tahu dan membiarkan Allah membalas semuanya dengan pahala sebagai bekal di akhirat nantinya.