Mohon tunggu...
Ismuziani ita
Ismuziani ita Mohon Tunggu... Perawat - Mental Health Nurse

Selalu bersyukur pada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kisah Nyata: Mendengar Curhat Kisah Hidup Korban "Pelakor"

16 Juli 2020   15:12 Diperbarui: 17 Juli 2020   10:00 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Kak Laila memberikan HP kepunyaan saya yang dititipkan Rian padanya, ada beberapa SMS masuk dari Inong, dia kembali mengganggu saya dengan kata-kata kasar nya, Inong menuduh saya curang, katanya saya pura-pura sakit untuk menarik perhatian Rian. Saya hapus SMS Inong, saya abaikan dengan tidak membalas nya"

" Dua bulan setelah keguguran, saya hamil lagi, saya memberitahukan Rian, Rian meminta saya untuk menggugurkan kandungan saya dengan alasan Inong marah jika saya hamil, saya tidak tahu kenapa Rian harus mendengar dan mengikuti semua perkataan Inong, ada yang bilang sama saya mungkin Rian terkena semacam guna-guna atau pengaruh magic lainnya, saya kurang percaya hal ini, saya cuma mengandalkan Allah, ini ujian dari Allah buat saya"


"Saya melahirkan anak kedua, bayi laki-laki, biaya persalinan harus saya tanggung sendiri,Rian tidak mau mengeluarkan biaya, meskipun pernah meminta saya untuk menggugurkan kandungan, Rian sangat senang pada bayi laki-laki kami, saya berharap dengan kehadiran anak kedua, Rian bisa berubah, bisa menyayangi saya dan anak-anak"


Penulis kembali bertanya pada Bunga, memberikan ruang supaya Bunga bisa mengatur emosinya " gimana sikap Rian setelah anak kedua lahir, Bunga tadi gak cerita, dengan Inong Rian punya anak atau gak? "


" Anak Rian dengan si Inong, sekarang ada dua, dua-duanya laki-laki, pada saat anak saya Furqan ( nama samaran) masih kecil, anak Rian baru satu, anak pertama nya ber umur sekarang sekitar 13 Tahun, dan anak keduanya sekarang ber umur kira-kira sekitar tiga tahunan, anak saya Shinta 17 tahun dan anak saya Furqan 10 tahun"


"Saat Shinta kelas dua SMP, Rian di PHK dari kantor nya, bagi saya sebenarnya tidak ngaruh Rian ada kerja atau tidak, karena Rian tidak menafkahi kami, bertahun tahun sejak Rian menikah lagi, Rian menjadikan saya bukan hanya sebagai istri nya, saya merasa seperti pembantunya, semua baju baju nya saya yang cuci dan setrika, katanya Inong gak sempat cuci baju, jadi pakaian Rian saya yang cuci, sementara pakaian Inong dibawanya ke Loundry, saya pernah melihat bon Loundry di kantong baju Rian "


Penulis pun emosi mendengar cerita Bunga, Penulis bertanya lagi karena penasaran " Apa yang membuat buk Bunga bertahan, dalam kondisi di Poligami, tidak dinafkahi, tidak diberikan kasih sayang yang wajar, dan di dhalimi seperti ini? "


" Pertamanya yang membuat saya bertahan karena anak saya Shinta, sampai saya punya anak satu lagi, Furqan, biarlah meskipun tidak dinafkahi setidaknya masih serumah dengan papanya, meskipun jarang-jarang"
Untuk kesekian kalinya, penulis bertanya lagi pada Bunga " Sampai sekarang buk Bunga masih di Poligami..? "


" Akhir 2018 saya memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Rian, saya mengajukan gugatan cerai ke Mahkamah Syari'ah, saya sudah tidak bisa bertahan, dan anak-anak pun sudah besar, jadi tidak bisa membawa anak-anak saya ke rumah istri keduanya, saya tidak bisa bertahan karena Rian sudah mulai KDRT dan mulai mengenal Narkoba, saya melihat gejala efek narkoba muncul pada Rian, dan beredar berita Rian dan Inong pengedar narkoba, saat ini Inong sedang menjalani hukuman di penjara karena tertangkap kasus Narkoba"


Penulis terkejut mendengar uraian Bunga, Penulis tak tega lagi rasanya untuk terus bertanya pada Bunga, tapi jiwa penasaran Penulis masih menggoda hati untuk bertanya lagi. "Sekarang buk Bunga memilih single parent, anak-anak dalam asuhan buk Bunga, apa buk Bunga tidak kewalahan sendiri menafkahi dan mengasuh anak-anak? "

Bunga menggelengkan kepalanya menandakan jika Bunga tidak kewalahan mengasuh anak sendirian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun