> "I was trying to make sense of the hurt. My best friend was in danger, and I had no idea how to help her. I would do anything to save her, even if it cost me everything." (Riordan, 2007, p. 211)
Dalam kutipan ini, kita melihat bagaimana Annabeth, yang merupakan figur penting dalam cerita ini, berjuang untuk mengatasi perasaan kehilangan dan pengorbanan. Kalimat tersebut menonjolkan betapa dalamnya konflik batin yang dialami oleh karakter-karakter utama. Mereka berjuang tidak hanya untuk menyelamatkan dunia, tetapi juga untuk menjaga hubungan mereka yang rapuh dan sering kali terancam oleh kekuatan luar.
Teori tentang Pengorbanan (Campbell, 1949) mencatat bahwa dalam banyak cerita mitologi, pengorbanan adalah kunci untuk pencapaian pencerahan atau keberhasilan. Dalam hal ini, pengorbanan Percy dan Annabeth membawa mereka menuju pengembangan pribadi yang lebih dalam dan menunjukkan bahwa untuk mendapatkan apa yang diinginkan dalam hidup, seseorang harus rela melepaskan sesuatu yang sangat berharga. Konsep ini jelas terlihat dalam bagaimana Percy harus menghadapi kesulitan emosional dan fisik, serta membuat keputusan-keputusan sulit untuk membantu teman-temannya meskipun ada konsekuensi besar yang menunggu.
Pentingnya pengorbanan ini juga bisa dilihat melalui hubungan antara Percy dan Annabeth. Dalam perjalanan mereka, Annabeth sering kali menjadi sumber kekuatan emosional bagi Percy, tetapi dia juga harus menghadapi kenyataan bahwa kesetiaan mereka diuji, dan tidak semua pengorbanan akan dihargai dengan cara yang mereka harapkan. Konsep ini mencerminkan kesulitan yang ada dalam hubungan manusia, di mana meskipun ada niat baik, hasil akhirnya bisa sangat berbeda.
7. Konflik Antara Kekuasaan dan Takdir
Konflik besar lainnya dalam The Titan's Curse adalah perjuangan antara kekuasaan dan takdir. Seperti dalam banyak cerita mitologi, para pahlawan dalam Percy Jackson sering kali dihadapkan pada takdir yang tampaknya sudah ditentukan. Namun, mereka juga berusaha untuk membentuk jalan hidup mereka sendiri, yang menciptakan ketegangan antara takdir dan pilihan pribadi. Dalam cerita ini, Percy Jackson sering kali mempertanyakan peran takdir dalam hidupnya, terutama ketika dia dihadapkan pada tantangan besar yang memerlukan keputusan yang menentukan masa depan dunia dan kehidupannya.
Kisah ini mengingatkan pembaca bahwa, meskipun kita mungkin memiliki kekuasaan atau kemampuan untuk mengubah situasi, kita juga tidak dapat menghindari takdir yang lebih besar yang terkadang mengarahkan kita. Percy, sebagai seorang demi-god, sering kali berada dalam situasi yang menunjukkan batasan-batasan kekuasaan manusia biasa dan takdir yang lebih besar dari dirinya.
Bukti Teks:
> "I couldn't believe it. Everything I had done, all the choices I had made, were leading me to this moment. My destiny was right in front of me, and I was powerless to change it." (Riordan, 2007, p. 182)
Dalam kutipan ini, kita melihat betapa besar pengaruh takdir terhadap kehidupan Percy. Meskipun dia memiliki kekuatan untuk bertarung melawan ancaman besar, takdir seolah-olah sudah mengarahkannya ke jalan yang sulit. Perasaan ketidakberdayaan ini mengungkapkan betapa terbatasnya kekuasaan individu dalam menghadapi takdir yang sudah ditentukan. Di sini, Riordan secara cerdas memainkan tema ini untuk menunjukkan bahwa meskipun kekuasaan yang besar bisa memberi seseorang kemampuan untuk memilih, takdir tetap memiliki peran besar dalam hidup mereka.
Teori tentang Takdir dan Kebebasan (Nietzsche, 1882) berargumen bahwa takdir seringkali mengungkapkan ketidakmampuan manusia untuk melarikan diri dari struktur yang lebih besar dalam kehidupan mereka, seperti sistem sosial atau alam semesta yang lebih besar. Namun, dalam The Titan's Curse, meskipun para karakter menghadapi takdir mereka, mereka juga menunjukkan bahwa meskipun ada kekuatan yang lebih besar di luar kendali mereka, mereka masih dapat berjuang dan membuat pilihan yang memberikan dampak besar pada dunia mereka.