Mohon tunggu...
Ismu Zati Qodiriyah
Ismu Zati Qodiriyah Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa dan editor

Hobi saya main game baca buku dan menulis novel

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pergesekan Mitologi dan Realitas dalam Novel Percy Jackson & The Olympians: The Titans Curse oleh Rick Riordan

11 Januari 2025   23:00 Diperbarui: 11 Januari 2025   22:39 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam mitologi Yunani, langit adalah domain para dewa, terutama Zeus yang merupakan penguasa langit dan guntur. Ketika Percy dipaksa untuk menanggung langit, kita melihat adanya penggantian peran yang mengingatkan kita pada kisah Atlas, yang dijatuhi hukuman untuk menanggung langit. Oleh karena itu, langit dalam cerita ini dapat dianggap sebagai simbol dari kekuasaan besar yang menekan individu untuk menanggung beban dan tanggung jawab yang luar biasa. Percy dihadapkan pada kenyataan bahwa meskipun dia seorang demi-god dengan kemampuan luar biasa, ia tetap harus menghadapi beban kekuasaan yang jauh lebih besar darinya.

Bukti Teks:

> "I felt the weight of the sky. It was crushing, cold, and full of stars." (Riordan, 2007, p. 239)

Perasaan terhimpit dan tak berdaya yang dialami Percy saat memikul langit ini menonjolkan tema pengorbanan. Langit, meskipun indah dan penuh dengan potensi, bisa menjadi sebuah simbol dari kekuatan yang sangat besar yang justru dapat meruntuhkan mereka yang mencoba menghadapinya tanpa persiapan yang cukup.

Selain itu, simbolisme langit ini juga berfungsi untuk menyoroti peran protagonis dalam cerita mitologi besar yang berlangsung di dunia mereka. Ketika Percy mengangkat langit di atas dirinya, dia tidak hanya melanjutkan peran seorang pahlawan demi-god yang melawan kekuatan jahat, tetapi dia juga mengambil tanggung jawab untuk menyelamatkan orang-orang yang ia cintai, bahkan dengan risiko yang besar terhadap dirinya sendiri. Dalam hal ini, langit yang berat dan penuh dengan bintang menjadi metafora dari kenyataan bahwa kekuasaan besar sering kali membawa tantangan yang luar biasa bagi mereka yang berusaha mengelolanya.

Lebih jauh lagi, mitologi Yunani seringkali mengangkat tokoh-tokoh yang diberi tugas berat atau hukuman, seperti Atlas, yang harus memikul langit sebagai bentuk hukuman atas keterlibatannya dalam pemberontakan para Titan. Hal ini sangat relevan dengan karakter Percy yang dihadapkan pada tugas besar yang sering kali terasa seperti hukuman, namun juga merupakan kesempatan untuk menunjukkan keberanian dan kekuatan karakter yang lebih dalam.

Menurut teori simbolisme oleh Jung (1964), elemen-elemen seperti langit berfungsi sebagai simbol dari kekuatan batin yang harus dikelola dan dijaga agar tidak merusak atau menghancurkan individu.Simbolisme lainnya yang juga muncul dalam The Titan's Curse adalah figur Atlas itu sendiri. Dalam cerita ini, Atlas digambarkan sebagai simbol dari kekuasaan yang tidak hanya luar biasa besar, tetapi juga penuh dengan penderitaan. Atlas sebagai karakter mitologis telah menjadi simbol dari kekuatan yang menghancurkan dan penuh dengan kesedihan. Ketika Percy harus berhadapan dengan Atlas, kita melihat bagaimana kekuasaan besar sering kali datang dengan harga yang mahal. Dalam hal ini, Atlas bukan hanya representasi dari kekuatan fisik, tetapi juga pengingat akan harga yang harus dibayar oleh individu untuk mempertahankan kekuasaan tersebut. Atlas mengingatkan pembaca tentang pentingnya keseimbangan antara kekuatan dan tanggung jawab, serta peringatan bahwa penguasaan yang tidak bijak bisa berujung pada kehancuran.

6. Tema Kehilangan dan Pengorbanan

Salah satu tema sentral dalam The Titan's Curse adalah kehilangan dan pengorbanan, dua elemen yang sering kali terkait erat dengan dunia mitologi. Dalam cerita ini, kita melihat beberapa karakter menghadapi situasi di mana mereka harus memilih antara menyelamatkan diri mereka sendiri atau orang yang mereka cintai. Pengorbanan ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga emosional dan moral. Ketika para pahlawan demi-god menghadapi ancaman besar, mereka dihadapkan pada dilema moral yang memperlihatkan betapa sulitnya menjadi seorang pahlawan sejati. Kehilangan dan pengorbanan ini menggugah pembaca untuk mempertanyakan nilai dari kehidupan mereka sendiri dan seberapa jauh mereka akan melangkah untuk orang lain.

Dalam cerita ini, Annabeth Chase merupakan salah satu karakter yang paling menderita akibat kehilangan. Dia kehilangan teman-temannya, menghadapi ketakutan yang luar biasa, dan dihadapkan pada kenyataan bahwa banyak dari keputusan yang dia buat tidak hanya mempengaruhi dirinya, tetapi juga orang-orang yang sangat dia sayangi. Dalam banyak hal, tema kehilangan ini juga mencerminkan dilema yang sering dihadapi oleh pahlawan dalam mitologi klasik. Pahlawan-pahlawan Yunani, seperti Heracles atau Achilles, sering kali dipaksa untuk membuat pengorbanan yang besar demi mencapai tujuan mereka, bahkan jika itu berarti kehilangan sebagian besar diri mereka atau orang-orang terdekat mereka.

Bukti Teks:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun