Selain itu, plot The Titan's Curse juga menunjukkan penggunaan cliffhanger yang efektif pada setiap akhir bab. Teknik ini mengundang pembaca untuk terus melanjutkan membaca, menjaga ketegangan agar tetap terjaga sepanjang cerita. Hal ini sangat relevan dengan teori struktur naratif dalam karya-karya fantasi, yang mengharuskan setiap bab berfungsi sebagai potongan teka-teki yang lebih besar, yang akhirnya akan terungkap pada klimaks novel.
2. Karakter: Pengembangan dan Konflik Internal
Salah satu kekuatan terbesar dalam The Titan's Curse adalah pengembangan karakter yang mendalam, terutama karakter utama seperti Percy Jackson dan Thalia Grace. Dalam novel ini, karakter-karakter tersebut menghadapi konflik internal yang memperkaya cerita. Percy, sebagai protagonis, terus menunjukkan perkembangan dalam kepemimpinan dan pengorbanan. Dalam bukunya, Kidd dan Castano (2013) menyatakan bahwa karakter yang kompleks meningkatkan empati pembaca, terutama ketika mereka menghadapi dilema moral yang mendalam. Percy tidak lagi hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi untuk orang lain, bahkan dalam situasi yang sangat berbahaya.
Thalia Grace, yang merupakan putri Zeus, juga menghadapi dilema yang rumit. Sebagai seorang demi-god, ia harus memutuskan antara bergabung dengan Hunters of Artemis atau tetap hidup sebagai manusia biasa. Konflik batin ini menambah kedalaman karakternya, karena dia harus memilih antara kekuasaan dan kemanusiaan.
Bukti Teks:
> "I can't let my fear control me. This is my fight." (Riordan, 2007, p. 282)
Pernyataan Thalia ini mencerminkan perjalanan karakter yang harus mengatasi rasa takut dan keraguan untuk melanjutkan perjuangan mereka. Keputusan ini juga mengarah pada peranannya yang lebih besar dalam cerita sebagai salah satu pahlawan utama. Menurut analisis dari Kidd dan Castano (2013), perjuangan Thalia ini merupakan representasi dari pencarian identitas remaja yang penuh dengan pilihan sulit, yang sering kali harus dihadapi oleh pembaca muda.
Selain itu, karakter-karakter pendukung dalam cerita, seperti Bianca, juga mengalami perkembangan yang signifikan. Dia tidak hanya berjuang untuk bertahan hidup, tetapi juga berusaha untuk memahami peranannya sebagai seorang Hunter of Artemis. Konflik pribadi yang dialaminya menambahkan lapisan emosional yang menghubungkan pembaca dengan perjuangan batinnya.
3. Setting: Mitos dalam Dunia Modern
Setting dalam The Titan's Curse memainkan peran yang sangat penting dalam menciptakan suasana yang kaya dan mendalam. Riordan dengan cermat menggabungkan elemen-elemen mitologi Yunani dengan dunia modern, menciptakan kontras yang menyentuh antara dunia nyata dan dunia fantasi. Salah satu contoh adalah penggunaan Garden of Hesperides dan Hoover Dam sebagai latar tempat yang tidak hanya mendukung tema cerita, tetapi juga memperkaya pembaca dengan pemahaman tentang kekuatan mitologis yang hadir dalam kehidupan sehari-hari.
Reiss (2005) dalam The Myth of the Modern menyatakan bahwa penggabungan setting mitologi dalam dunia modern meningkatkan keterhubungan pembaca dengan cerita tersebut, karena hal itu mengaburkan batas antara realitas dan fantasi. Dalam The Titan's Curse, Riordan memanfaatkan setting ini untuk menggambarkan bagaimana dunia modern dan mitologi saling berinteraksi, menciptakan konflik yang lebih dinamis dan menarik.