Mohon tunggu...
ismu widodo
ismu widodo Mohon Tunggu... Petani - Petani kopi untuk melestarikan lingkungan dan memberikan impact kepada ekonomi, social dan budaya.

Di lahirkan di lingkungan pertanian daerah hasil dari transmigrasi di tahun 1977 di Kecamatan Sepaku, Kab Penajam Paser Utara, Propinsi Kalimantan Timur, yang saat ini menjadi satu kecamatan Otorita IKN Nusantara. Saat ini bekerja di perusahaan Digital Telco Company terbesar di Indonesia, yang terus mengembangkan bisnisnya kepada Ekosistem Digital di Indonesia. Dan terus adaptif untuk menekuni spesifikasi skill Digital Business Strategi, Design Thinking, Digital Marketing. Untuk kesempatan berbagi juga berkolaborasi dengan kampus sebagai Dosen Praktisi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Transmigrasi Menjadi Konservasi Hutan

23 Juli 2024   18:27 Diperbarui: 23 Juli 2024   18:30 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc : Foto koleksi pribadi

Kecamatan Sepaku salah satu kecamatan termasuk di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), yang saat ini tempat berdiri IKN Nusantara.  Penduduk di  Sepaku semua adalah program  transmigrasi mulai pada tahun 1977.

Pak Sadi pelaku atau peserta transmigrasi pada tahun 1977 yang saat ini masih hidup dan tinggal di Desa Tengin Baru, mengikuti program transmigrasi, saat menjelang senja saya untuk sengaja datang untuk saling silaturahmi ke rumah beliau, saat memutuskan ke Kalimantan adalah ingin mencari pengalaman di tempat yang baru beserta keluarga dan selanjutnya menetap kan anak putu beliau atau saya menyebutnya hijrah.

Masyarakat di Sepaku di kelilingi oleh hutan tanaman industri, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Hutan Bukit Bangkirai.  Sebagai penduduk yang berdampingan dengan hutan ada kegiatan berkebun kelapa sawit dan sedikit komoditas tanaman buah dan kehutanan kerena secara ekonomi lebih pasti.

Kami dengan latar belakang  anak desa dan pernah kuliah di bidang Manajemen Hutan maka  memberikan arti hidupnya berbudidaya kopi liberika di Kecamatan Sepaku, yang di bawa oleh mbah Boinah peserta program transmigrasi asal Pacitan.

Perambahan Hutan Raya Bukit Soeharto sangat luas oleh masyarakat sekitar kampung, dengan keterlanjuran maka pihak Kehutanan masih memberikan kesempatan untuk berkebun.


Berdasarkan Perhutanan Sosial (PS) adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan, dan dinamika sosial budaya.

Konservasi hutan adalah perubahan fungsi kawasan hutan atas kegiatan pembukaan lahan pertanian,  kami berinisiatif untuk melakukan kelestarian hutan kembali dengan komoditas kopi liberika yang mempunyai tajuk lebih besar dan sangat adaptif untuk tumbuh di hutan dengan ekosistemnya seperti luwak misalnya.

Untuk mendukung kelestarian hutan, kopi liberika ini juga kami tanam pohon buah endemik yaitu durian, nangka, cempedak, sukun.  

Untuk membuka lahan kami mendatangi kantor kehutanan UPTD Tahura Bukit Soeharto dan bertemu kepala UPTD dengan Bapak Rusmadi pada tahun 2021 untuk memberitahukan ikut kontribusi mendukung kelestarian hutan dengan Perhutanan Sosial.

Doc : Foto koleksi pribadi
Doc : Foto koleksi pribadi
aat ini kami sudah ada penanaman 15 hektar tanaman kopi liberika beserta tanaman pelindung nya yang jenisnya di tentukan atau saran dari Kepala Tahura.Secara ekonomi ini sangat menjanjikan untuk di kembangkan dengan skala besar, dengan model budidaya yang kami lakukan sudah memberikan siklus hasil dan dapat berkelanjutan dengan untuk memberikan dampak.

Bergerak dan berdampak adalah prinsip kami, sedikit demi sedikit melakukan aktifitas dengan konsisten dan yang paling penting memberikan dampak positif.

Kopi Liberika ini secara ekonomi bagi kami dapat memberikan nilai keuntungan cukup besar karena kebutuhan kopi juga saat ini sangat besar, hal yang kami jumpai di Kota Samarinda menemukan lebih 10 industri UMKM di roastery dengan supply kopi dari luar Kalimantan menurut Komunitas petani kopi (Kanopi) yang di dirikan oleh Pak Slamet Prayoga di Jalan Sei Kunjang Kota Samarinda.

Dampak social dari Perhutanan kopi adalah dapat meningkatkan nilai tambah bagi petani sehingga dapat berkolaborasi dengan Pemerintah secara sejajar untuk menjalankan misi yang sama yaitu Perhutanan sosial.  Lebih konkret dan nyata petanai kopi liberika dapat berhubungan dengan pihak luar atau bahkan bisa mencipkatan inovasi - inovasi melahirkan produk yang sangat di terima olah penikmat kopi, dengan berbudidaya mandiri untuk meningkatkan nilai kami berinovasi menjual produk kopi olahan yang sudah siap di seduh.

Kopi liberika memberikan dampak terhadap lingkungan secara positif dan harmonis, tanaman kopi liberika sangat membutuhkan tanaman pelindung dan dapat menghasilkan oksigen dan menyerap karbondioksida (CO2) lebih banyak, satwa seperti luwak,kopi liberika yang di makanya dapat tumbuh dengan menyebar di tempat lain ini juga membantu lingkungan untuk menghasilkan pohon.

PT. Kopi Bhumi Nusantara yang terletak di Jalan Loa Haur Desa Tengin Baru, turut menyiapkan bibit untuk budidaya baik buat kelompok tani atau program lainya sehingga dapat turut mewujudkan kelestarian hutan untuk memberikan dampak secara ekonomi, sosial dan lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun