Mohon tunggu...
Ismuhadi
Ismuhadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama Pekalongan

Manusia yang senang menyulam kata, menceritakan jiwa, dan menerangi dunia dengan imajinasi yang tak terbatas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membakar Karet Gelang di Tangan

8 November 2023   06:00 Diperbarui: 8 November 2023   06:16 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.freepik.com

Thomas Edison pernah berkata "Waktu adalah harta yang paling berharga yang diberikan Tuhan kepada kita."

Kalimat diatas sangatlah menarik dan pada tulisan kali ini saya akan membahas hal tersebut. Timbul beberapa pertanyaan di benakku, apakah semua orang bisa menghargai waktu atau tidak? Kebiasaan "on time" apakah  menjadi salah satu bentuk menghargai waktu? Lantas, bagaimana akibatnya jika kita tidak bisa menghargai waktu?

Tidak semua orang dapat menghargai waktu, akan tetapi hampir semua orang dapat belajar untuk melakukannya. Menghargai waktu seringkali melibatkan kesadaran akan nilai waktu, manajemen waktu yang efektif, dan disiplin dalam mengatur prioritas.

Meskipun sebagian orang mungkin mempunyai rintangan tertentu yang membuatnya sulit untuk menghargai waktu, seperti kesulitan dalam mengelola aktivitas atau tugas sehari-hari. Namun, hal tersebut dapat di siasati dengan membuat timeline aktivitas yang dibuat sebelum tidur malam.

Belajar dalam manajemen waktu yang kita miliki, memprioritaskan hal-hal yang penting, menghindari kebiasaan menunda-nunda waktu, serta membangun rutinitas yang produktif menjadi sesuatu yang sangat penting, mengapa demikian?

Karena nantinya segala aktivitas yang kita lakukan dapat berjalan sesuai rencana atau timeline yang sudah dibuat. Selain itu, kita dapat menyusun langkah-langkah yang strategis untuk menggunakan waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya.

Apakah Budaya Tepat Waktu Masih Ada?
Saya sering merasa heran dengan sikap orang yang tampaknya tidak bisa menghargai waktu. Kebiasaan terlambat seakan sudah menjadi hal yang lumrah. Saya harus mengakui bahwa hal ini adalah sesuatu yang menggelitik dan membuat saya berpikir.

"Saya akan segera datang," katanya. Tetapi apakah kata "segera" berarti satu jam, dua jam, atau lebih? Ini adalah pertanyaan yang selalu menghantui pikiran ketika berhadapan dengan seseorang yang memiliki kebiasaan sering datang tidak tepat waktu. Kejutan demi kejutan akan terjadi, dan kamu mungkin mulai bertanya-tanya apakah orang yang kamu tunggu akan muncul atau tidak?

Ketika seseorang selalu terlambat, mereka sebenarnya mengirimkan pesan yang kuat bahwa waktu kamu tidak begitu berharga baginya. Mereka tampaknya merasa bahwa waktu adalah komoditas yang tidak terbatas, yang bisa diambil atau dibiarkan begitu saja. Lantas, apakah mereka pernah berpikir sejenak tentang betapa berharganya waktu kita?

Saya percaya bahwa waktu adalah salah satu aset yang paling berharga dalam hidup kita. Ketika kita berjanji untuk datang "on time," kita sebenarnya menghargai waktu orang lain dan menunjukkan rasa hormat terhadap komitmen kita. Ketika tidak tepat waktu, maka sebaliknya, menjadi tanda ketidakpedulian terhadap waktu orang lain.

Saya tidak tahu apakah ini adalah masalah budaya atau kebiasaan pribadi, tetapi saya berharap kita bisa lebih sadar akan pentingnya waktu. Jika kita berjanji untuk hadir dalam suatu acara atau pertemuan, tidak ada alasan untuk tidak datang tepat waktu. Sebab, itu tanda bahwa kita memahami dan menghormati waktu orang lain.

Selain itu, ketika kita selalu tidak tepat waktu, kita juga berpotensi melewatkan peluang besar. Banyak keputusan penting yang dibuat pada saat-saat awal pertemuan atau acara. Jika kita terlambat, kita mungkin melewatkan kesempatan untuk berkontribusi atau mendengarkan informasi yang penting.

Jadi, saya ingin menegaskan bahwa datang "on time" bukan hanya sekadar aturan tata krama, tetapi juga sikap hormat dan penghargaan terhadap orang lain. Mari kita bersama-sama mengubah budaya ini, dan mulai menghargai waktu sebagai sumber daya berharga yang harus dihormati dan dimanfaatkan secara bijak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun