Rossi sadar akan dominasi pebalap Spanyol yang semakin tak terbendung. Apalagi pada periode tahun 2008 hingga kini, pebalap top seperti Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa mampu mengikis dominasi The Doctor di MotoGP.
Ditambah lagi masuknya Marc Marquez sebagai rookie pada tahun 2013, yang mampu menjadi juara dunia di tahun pertamanya...
Sementara pebalap yang berasal dari negaranya, Italia tak begitu bersinar. Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi dan salah satu yang paling berpengaruh adalah krisis ekonomi yang melanda negeri Pizza.
Pemerintah Italia sedikit mengurangi konsentrasi mereka dalam pembinaan bakat-bakat muda Italia yang nantinya akan berkecimpung di ajang Grand Prix.Â
Rossi pun hadir dan berinisiatif untuk melakukan perubahan. Ia rela berinvestasi dengan memfasilitasi para pebalap muda dalam meniti karirnya.
Hasilnya, 100 persen berhasil. Meski sempat struggle di awal, pada akhirnya Franco Morbidelli menjadi murid pertama VR46 Academy yang mampu merengkuh gelar juara dunia di kelas Moto2 pada tahun 2017 lalu.
Tak sampai di situ, tahun berikutnya yakni 2018, giliran satu murid yang lain, Peco Bagnaia yang mampu meraih gelar juara dunia Moto2.Â
Kini keduanya telah bersinar bersama sang guru di kelas MotoGP dan siap meneruskan estafet kejayaan Italia di kelas Premier.
Belum lagi di kelas Moto2 dan Moto3, murid VR46 Academy juga berhasil meraih hasil yang sangat fantastis...
Di sisi lain, terciptanya VR46 Academy juga dipengaruhi oleh Marco Simoncelli. Pada musim balapan 2006-2007, Simoncelli mengajak Rossi untuk berlatih bersama.
Pada saat itu Super Sic baru saja mengawali karirnya di kelas intermediate atau 250cc. Tentu Simoncelli membutuhkan banyak sekali referensi untuk bisa sukses dalam berkarir di kelas 250cc. Dan tentu tak ada pebalap lain yang ada dalam pikirannya selain Rossi.Â