Mohon tunggu...
Alfathan Rahman
Alfathan Rahman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, kompasiana kontributor

Full time Blogger Ismimalfathan www.ismimalfathan.wordpress.com, dan www.alfa27.com "Membangun bangsa dengan tulisan"

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Andrea Dovizioso, Perjudian di Balik Cengkraman Ban

13 Agustus 2019   10:54 Diperbarui: 13 Agustus 2019   11:00 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sangka, salipan indah dan tak  terduga dari seorang Dovizioso berhasil membawa dirinya kembali menjadi raja di Sirkuit Salzburg, Austria. Pembalap asal Italia ini juga semakin memantapkan dominasi pabrikan asal Bologna ini sebagai satu-satunya motor yang selalu menang di Sirkuit ini sejak tahun 2016 lalu. 

Tidaklah mulus, mungkin itulah kata-kata yang tepat dalam menggambarkan awal perjuangan Desmodovi meraih kemenangannya. Ia harus memulai balapan dari posisi start ketiga. Balapan semakin mendebarkan ketika di tikungan dua ia harus sedikit melebar dan kehilangan beberapa posisi.

Balapan kembali terlihat cerah bagi akhir pekan Dovizioso setelah ia mampu melewati Fabio Quartararo yang memimpin balapan selama beberapa putaran. Namun setelah itu ia masih belum terbebas untuk bisa melenggang dengan mulus hingga garis finish. Karena teror yang sebenarnya datang dari sang juara dunia sekaligus pemuncak klasemen, Marc Marquez. Ambisi sang pembalap pemilik nomor 93 ini sangatlah besar untuk bisa menginjakkan kaki di pucuk Podium untuk pertama kalinya di Austria.

Bagaimana tidak, apabila kita sedikit menilik sejarah dengan melihat beberapa balapan di dua tahun sebelumnya, Marquez belum bisa merengkuh mahkota sebagai raja di Sirkuit ini. Ia selalu kalah oleh para pembalap Ducati baik itu Dovizioso maupun Jorge Lorenzo. Tentu target utama dari The baby Alien adalah hanya satu, yakni kemenangan. 

speedweek.com
speedweek.com
Walaupun pada akhirnya, Marquez kembali harus takluk  dan lagi-lagi oleh pembalap Ducati, pun di tikungan terakhir oleh seorang Dovizioso. Mungkin bagi Anda yang menyempatkan diri untuk menonton balapan di sela-sela indahnya hari raya Idul Adha, Minggu (11/08) malam kemarin, telah melihat bagaimana dramatisnya duel antara kedua pembalap ini. 

Persaingan semakin panas setelah Marquez mampu melewati Dovi 3 lap menjelang finish. Dovizioso acap kali mencoba untuk bisa mengovertake seorang Marquez dari sisi dalam, meski gagal karena harus melebar. Namun penantian tersebut akhirnya terbayarkan di tikungan terakhir menjelang finish. Salipan indah nan tak terduga berhasil mematikan harapan seorang Marc Marquez untuk meraih kemenangan.

Tapi tidak ada balapan tanpa ada cerita dibaliknya, termasuk manuver Dovizioso yang satu ini. Dovi mengakui bahwasannya manuver tersebut merupakan bagian dari sebuah perjudian yang harus ia ambil. Karena pada dasarnya tikungan terakhir tersebut amatlah triki dan cukup sulit untuk melakukan overtake. Bahkan Dovi mengaku ia sempat tidak percaya diri untuk melakukan manuver tersebut...

Namun ada satu hal yang membuat ia akhirnya tetap nekat untuk melakukannya, yakni cengkraman ban.

"Saya tidak terlalu percaya diri karena saya tak bisa melakukan pengereman lebih lambat dari Marquez. Namun saya memiliki cengkeraman lebih baik dibandingkan Marquez di beberapa lap terakhir." 

Strategi pemilihan ban yang dilakukan oleh Dovi beserta timnya, telah berhasil mengacak-acak ritme balap seorang Marquez. Terlihat juga bagaimana Dovizioso tidak mencoba untuk langsung menjauh dan menunggu sebagai strategi menghemat ban yang tepat. Sementara Marquez yang menggunakan komponen ban lebih lunak terlihat sangat berusaha untuk menekan.

Sehingga tikungan terakhir tersebut menjadi tempat yang cukup tepat untuk mengeksekusi semua usaha juga kesebarannya dalam menghadapi tekanan dari seorang Marquez.

Padahal ada beberapa konsekuensi buruk yang bisa saja terjadi apabila seorang Dovizioso melakukan manuver tersebut tidak diikuti dengan perhitungan serta presisi yang tepat. Pertama yakni terjatuh, ini dikarenakan untuk memasuki tikungan tersebut dibutuhkan tingkat pengereman yang sangat keras. Ditambah lagi kondisi topografi yang cukup menurun, tentu akan menambah resiko tersebut. 

Lalu apabila Dovizioso benar-benar terjatuh, maka ia juga akan turut menyeret Marquez ke gravel. 

Kedua yakni melebar, dengan sudut menikung yang lebih sempit resiko untuk melebar pun amat bisa terjadi. Namun dengan presisi yang sangat tepat juga cara mengerem yang luar biasa, Dovizioso mampu tetap berada di racing line yang yang seharusnya. Apabila melebar, tentu Marquez sangat diuntungkan dan akan mencapai garis finish terlebih dahulu.

Disisi lain, faktor yang membuat Dovi nekat melakukan manuver tersebut yakni jarak mereka berdua dengan pembalap yang berada di posisi ketiga sangatlah jauh. Sehingga kalaupun pembalap Ducati ini melakukan kesalahan dan melebar, posisi kedua tetap akan diraihnya. 

Dengan hasil balapan di Austria, Marquez masih memuncaki klasemen dengan torehan 230 poin, unggul 58 angka atas Dovizioso yang mengoleksi 172 poin. Tentu kendali kompetisi MotoGP 2019 masih dipegang oleh seorang Marquez sebagai kandidat terkuat juara dunia. Tapi bagi Dovizioso, kemenangan ini sangatlah penting demi memangkas jarak dirinya dengan sang pemuncak walau hanya 5 poin saja. 

Akankah ada duel panas kembali di balapan-balapan selanjutnya?? Kita nantikan saja....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun