Mohon tunggu...
Ismi Aryanti
Ismi Aryanti Mohon Tunggu... Lainnya - Ismi Aryanti Khusnul Khatimah

" Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA, Universitas Pancasakti Tegal "

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Itu Teori Tes Klasik, Teori Tes Modern, dan Teori Respon Butir?

18 Maret 2023   20:44 Diperbarui: 18 Maret 2023   21:07 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen pribadi

                            BEBERAPA MACAM TEORI TES

Oleh: Ismi Aryanti Khusnul Khatimah

Mahasiswi Program Studi Pendidikan IPA Universitas Pancasakti Tegal

ismiaryanti@gmail.com

Hallo para pembaca artikel ini. Berikut ini saya akan membahas beberapa hal terkait dengan beberapa macam teori tes, diantaranya yaitu teori tes klasik, teori tes modern dan teori respon butir. Semoga dapat dipahami dan dapat bermanfaat bagi kita semua yah. Jangan lupa like and share, dan jika ada pertanyaan bisa ditulis di kolom komentar ya. Selamat membaca.

Sebelum membahas lebih mendalam berkaitan dengan beberapa macam teori tes, kita perlu mengetahui terlebih dahulu mengapa teori pengukuran dibutuhkan. Jadi, teori digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan alat ukur. Dalam hal ini yaitu menjelaskan asumsi maupun kondisi ideal terkait pengukuran maupun alat ukur. Kemudian, teori juga dipakai sebagai dasar evaluasi alat ukur. Maksudnya, kualitass alat ukur yang dikembangkan akan dievaluasi dengan berdasarkan pada teori tersebut.

Teori skor murni klasik (X = T + E). Dimana X adalah skor tampak, T adalah skor murni (harganya tidak dapat diketahui secara pasti. Skor ini menunjukkan atribut ukur yang memiliki ketepatan atau keakuratan yang sempurna) dan E adalah eror pengukuran (sesuatu yang menyesatkan, sehingga bisa menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi kurang akurat). Kemudian untuk skor tampak, yaitu dihasilkan dari penjumlahan antara skor murni dan eror. Beberapa contoh bentuk skor tampak, diantaranya yaitu skor mentah, skor terstandar, skort es, skor subtes dan skor persentil.

Setelah membahas hal tersebut di atas, kita juga perlu mengetahui terkait dengan implikasi secara praktis teori skor murni klasik, yaitu bahwa untuk mendapatkan informasi skor murni, maka perlu dilakukan pengukuran secara berulang-ulang agar distribusi eror mendekati O dan rerata skor tampak mendekati harga skor murni. Kemudian, untuk mendapatkan informasi skor murni, maka perlu dilakukan pengukuran dengan tes yang panjang atau banyak butir, hal ini dilakukan agar distribusi eror mendekati O dan rerata skor tampak mendekati harga skor murni. Dengan asumsi tidak ada kondisi individu tidak berubah atau tidak ada kebosanan, faktor belajar, dan lain sebagainya.

Lalu, apasih perbedaan antara teori tes klasik dan teori tes modern? Hal yang pertama perlu kita bahas yaitu terkait dengan Makna Skor.  Pada prinsip Lama, makna terhadap skor kemampuan individu didapatkan dari perbandingannya dengan orang-orang di dalam norma, sedangkan pada prinsip baru, makna terhadap skor kemampuan individu didapatkan dari selisihnya dari tingkat kesulitan butir. Menurut teori tes klasik, kemampuan itu relatif, berdasarkan skor pada distribusi normal. Sebaliknya, teori tes modern menyatakan bahwa makna terhadap skor kemampuan individu didapatkan dari selisihnya dengan tingkat kesulitan butir. Kemudian, dalam acuan norma teori tes klasik (CTT), istilah kategorinya yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan acuan kriteria pada teori tes klasik (IRT), istilah kategorinya yaitu mahir, menguasai, dan pemula.

Perbedaan selanjutnya yaitu terkait dengan data interval, pada prinsip lama didalatkan dengan mendapatkan skor yang terdistribusi normal, sedangkan pada prinsip baru, data interval bisa didapatkan dengan mengaplikasikan model pengukuran yang terjustifikasi. Selanjutnya, dalam pendekatan Teori Tes Klasik, distribusi normal pada skor tes dapat dicapai melalui dua cara:

1. Komposisi tingkat kesulitan tes dipilih untuk butir-butir yang memiliki tingkat kesulitan sedang

2. Melakukan normalisasi data dengan cara melakukan transformasi skor menjadi skor yang normal.

Selanjutnya, perlu diketahui juga terkait dengan Skala dengan Format Berbeda. Pada prinsip lama, butir-butir dengan format yang berbeda memberikan dampak berbeda-beda, sedangkan pada prinsip baru, butir-butir dengan format yang bervariasi akan mampu menghasilkan tes yang optimal. Skor perubahan pada prinsip lama, dikarenakan suatu perubahan (change score) tidak bisa dibandingkan dengan skor awalnya ketika skor inisialnya berbeda, sedangkan pada prinsip baru, skor akibat dari suatu perubahan dapat dibandingkan meskipun skor inisialnya berbeda. Selanjutnya, eror standar pengukuran pada prinsip lama, analisis faktor pada butir yang bersifat biner (0:1) akan menghasilkan kumpulan butir berdasarkan artefak daripada faktor, sedangkan pada prinsip baru, analisis faktor pada semua jenis data mentah akan menghasilkan informasi mengenai factor yang komprehensif.

Kemudian, saya juga akan membahas sedikit tentang teori tes respon butir. Teori Respons Butir atau yang dikenal sebagai Item Response Theory (IRT), pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang terdapat pada teori tes klasik, yaitu dalam hal adanya ditem dependent dan sifat group dependent. Sehingga, hal tersebut berarti indeks daya pembeda, koefisien reliabilitas tes, dan tingkat kesulitan  tergantung pada yang mengerjakan tes tersebut, selain dipengaruhi oleh soal atau butir yang ada. Biasanya, dalam teori respons butir digunakan model yang disebut sebagai distribusi logistic, yang terdiri dari beberapa model logistik, diantaranya yaitu model logistik satu parameter (yang ditentukan oleh satu karakteristik butir yaitu tingkat kesukaran), model logistic dua parameter (yang ditentukan oleh dua karakteristik butir yaitu tingkat kesukaran dan daya pembeda), dan model logistik tiga parameter (yang ditentukan oleh tiga karakteristik butir yakni tingkat kesukaran, daya pembeda, dan faktor tebakan).

Sekian pembahasan kali ini terkait dengan beberapa macam teori tes. somaga bisa bermanfaat bagi kita semua. Jangan lupa like and share jika dirasa artikel ini bermanfaat, Terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun