Biografi Daniel Mananta
Daniel Mananta lahir di Jakarta, 14 Agustus 1981 memulai kariernya dengan menjadi VJ di MTV Indonesia sejak Mei 2003 kemudian dipanggil VJ Daniel. Lulusan Universitas Edith Cowan Perth, Australia ini juga merambah dunia akting dengan membintangi sinetron I Love U Boss. Pria bertubuh atletis dan sixpack serta bertinggi badan 180 cm ini juga menjadi pembawa acara Indonesian Idol sejak musim ketiga (tahun 2006) sampai kini (tahun 2012), menggantikan Irgy Ahmad Fahrezi. Layaknya kebanyakan selebriti, pada tahun 2011 Daniel Mananta juga pernah diterpa masalah soal foto dirinya dengan penyanyi Syahrini. Namun dengan sebuah video klarifikasi yang diupload ke youtube, respond publik akhirnya menjadi lebih membaik.
Saat ini kairier Daniel Mananta marambah ke dunia industri fashion dengan menjual produknya bermerk Damn! I love Indonesia dan menjadi salah satu pengusaha muda tersukses di Indoneia. Awal Daniel merintis usaha yaitu dengan memproduksi kaos sebanyak 10 lusin saja dengan 2 warna. 10 lusin kaos tersebut terdiri dari 5 lusin kaos berwarna putih dan 5 lusin kaos berwarna hitam. Namun saat ini jumlahnya terus naik hingga bisa memproduksi 2000 potong kaos per dua bulan sekali. Ribuan kaos tersebut terdiri dari 10 warna yang berbeda. Tidak hanya memproduksi kaos, Daniel juga memperluas produksinya dengan memproduksi tas, topi dan jaket bermerk Damn! I love Indonesia.
Marketing salah satu faktor utama usahanya bisa berkembang terus. Mantan VJ MTV ini menggunakan sahabat-sahabat selebriti sebagai bagian dari marketing itu. Ia biasanya menghadiahi para public figure itu kaos bertuliskan merknya secara gratis. Dan ketika si artis tampil di televisi atau panggung manapun, masyarakat pun bisa melihatnya. Daniel pernah memberikan kaos itu kepada pesepak bola asal Inggris David Beckham dan vokalis grup band asal California Maroon 5, Adam Levine serta selebriti lokal seperti Ashanty dan Anang.
Menurut Daniel, rahasia sukses dari usahanya adalah sebagai berikut :
1. Target dan visi
Sebelum memutuskan untuk membangun usaha, Anda seharusnya sudah memiliki target, visi, dan misi usaha yang jelas dan spesifik. "Saat itu, saya punya visi dan misi untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia dan membuat semua anak muda punya rasa nasionalisme yang tinggi," ungkap Daniel.
Target konkret yang dimilikinya adalah untuk memiliki sebuah toko bajunya sendiri. Tak cuma di dalam negeri, tetapi juga di negara lainnya. "Saat target dan misi usaha sudah jelas, maka saat itulah semua tantangan dan godaan tidak akan bisa memengar;uhi dan membuat Anda jadidown," katanya.
2. Produk
Setelah menentukan target dan visi, tahap selanjutnya adalah memilih jenis produk yang akan dijual. Daniel memiliki visi dan misi untuk memopulerkan kebudayaan Indonesia pada generasi muda. Salah satu cara yang paling tepat adalah denganfashion.
"Produknya bisa dibuat dengan caracross cultureuntuk menghadirkan kesan yang internasional tanpa mengurangi nilai budayanya. Namun, saya punya tujuannya bukanlah untuk baju suvenir, melainkan baju untuk identitas Indonesia," kata pria kelahiran 4 Agustus 1981 ini.
3. Promosi
Setelah produk yang akan diproduksi ditetapkan, maka diperlukan hal untuk memajukan bisnisnya. Promosi adalah salah satu hal yang paling penting untuk memajukan bisnis. Ada banyak cara untuk membesarkan usaha. Sebagai artis, Daniel memang memiliki banyak keuntungan, salah satunya adalah dengan menggandeng artis-artis sebagaibrand ambassador-nya.Selain itu, ia juga melakukan berbagai kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan lain yang sesuai dengan karakter usaha yang dilakukan.
4. Harga
Bagi pembeli, harga jual adalah salah satu faktor yang sangat menentukan keputusan untuk membeli atau tidak. Agar produk bisa laku pasang harga yang pas menurut selera pasar, jangan memberi harga yang terlalu mahal atau terlalu murah. "Justru sebaliknya, beri harga menengah. Harga menengah ini akan membuat Anda jadi lebih bisa menghargai produk yang dibeli dengan segala prosesnya," tutur pria lulusan Aquinas College, Australia, ini.
Saat ini produk yang ditujukan kepada masyarakat kelas menengah dan atas ini sudah memiliki lima toko di Indonesia. Yaitu Surabaya dua buah, Jakarta dua buah, dan Makassar satu buah. Daniel pun berharap usahanya ini bisa dilirik dunia Internasional. "Di Indonesia Fashion Week besok, aku ikut buka satu booth. Siapa tahu aja ada buyer internasional yang mau jual ini ke negaranya," katanya berharap.
Ketika ditanya oleh Koran Tempo beberapa waktu lalu tentang omset atau keuntungan dari usahanya tersebut, Daniel enggan menjawab, yang pasti bisnisnya terus berkembang hingga sekarang banyak sekali produk-produk fashion lain yang yang terinspirasi atau bahkan meniru produk Damn! I Love Indonesia seperti Damn! I love Singapore, Whatever! I love Indonesia, dan masih banyak yang lain.
Saat ini Daniel Manantamengecap keuntungan manis dari brandfashionmiliknya, Damn I love Indonesia. Brand yang dirintisnya pada tahun 2008 itu memeroleh keuntungan yang berlipat ganda dari tahun lalu. Ketika ditanyai oleh TRIBUNnews.com saat pembukan outlet ketujuh Damn I Love Indonesia di Central Park, Daniel mengatakan bahwa keuntungan yang dia peroleh saat ini mencapai 200 persen dari tahun lalu. Namun dia tidak menyebutkan secara pasti periode keuntungan tersebut. Dia menuturkan, keuntungan tersebut cukup mengesankan mengingat strategi pemasaran Damn I Love Indonesia yang seperti "bergerilya". "Kami tidak alokasikan bujet untuk iklan di tv, majalah, atau media promo konvensional lainnya. Kami hanya mengandalkan promosi secara viral, seperti lewat Twitter dan Facebook, atau barter dengan pihak lain," ujar pria yang juga seorang artis tersebut sebagai konsultan humas tersebut. Selain itu, branding yang kuat, yaitu branding yang mampu menembus sisi emosional pembeli, dan pembentukan identias brand, turut menjadi kunci kesuksesan brand ini. Damn I Love Indonesia mengusung konsep busana kasual bergaya urban yang menebarkan semangat patriotisme dan nasionalisme.
Hal yang menarik dari Daniel Mananta adalah dia mampu menciptakan ide kreatif untuk membuat produk-produk yang berkualitas. Dia tidak takut mengambil resiko serta bisa memanfaatkan peluang. Dia juga bisa memanajemen marketing sebagai salah satu senjata agar usahanya bisa berkembang. Meskipun dia mengawali karier bukan menjadi pengusahawan, namun dia bisa membuat usaha yang luar biasa. Sayangnya, produk Damn! I Love Indonesia hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke atas karena harganya yang cukup mahal.
Sumber :
Kompas.com
TRIBUNnews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H