Mohon tunggu...
Ismara Faza
Ismara Faza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Imperialisme di Indonesia

1 Mei 2024   20:53 Diperbarui: 1 Mei 2024   21:00 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Jansen,dkk (2023), Imperialisme Inggris adalah sebuah periode dalam sejarah dunia di mana Britania Raya memperluas pengaruh politik, ekonomi, dan militernya ke berbagai belahan dunia. Periode ini dimulai pada abad ke-16 dengan penjelajahan dan penaklukan awal di Amerika Utara dan kemudian berkembang pesat di seluruh dunia. Salah satu faktor utama yang mendorong imperialisme Inggris adalah keinginan untuk mengamankan sumber daya alam yang kaya dan memperluas pasar untuk produk-produknya. Imperialisme Inggris membawa dampak yang signifikan terhadap negara-negara yang dikuasainya. Di beberapa wilayah, seperti India, kolonisasi tersebut menyebabkan penindasan politik, ekonomi, dan sosial terhadap penduduk asli. Sistem kasta yang telah ada di India diperparah oleh penguasaan Inggris, yang memanfaatkannya untuk mengendalikan dan membagi-bagi masyarakat setempat.

Menurut Azzahra Fianka & Eko R (2023) ,Imperialisme Inggris juga membawa perubahan ekonomi yang besar. Pada abad ke-18 dan ke-19, Inggris menjadi pusat industri dunia, dengan banyak dari kekayaannya berasal dari eksploitasi sumber daya dan tenaga kerja di koloni-koloninya. India, misalnya, menjadi sumber utama bahan mentah dan pasar bagi produk-produk manufaktur Inggris. Namun, meskipun membawa keuntungan bagi pihak penjajah, imperialisme Inggris juga memicu banyak perlawanan dari masyarakat setempat. Perlawanan terhadap penjajahan tersebut sering kali memunculkan gerakan nasionalis yang kuat, seperti yang terjadi di India dengan gerakan kemerdekaan yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi. Perlawanan ini akhirnya mengarah pada dekolonisasi dan pembubaran kekaisaran Inggris pada abad ke-20. Menurut Arief Hidayat & Muhammad Fendi A. (2001), dampak jangka panjang dari imperialisme Inggris adalah warisan budaya dan politiknya yang masih terasa hingga hari ini. Di banyak negara bekas jajahan Inggris, seperti India, Pakistan, dan Nigeria, sistem politik, hukum, dan bahasa yang diperkenalkan oleh penjajah masih menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Meskipun telah lama berlalu, imperialisme Inggris tetap menjadi subjek kontroversi dan perdebatan. Beberapa melihatnya sebagai periode penting dalam sejarah yang membawa modernisasi dan globalisasi, sementara yang lain mengkritiknya sebagai bentuk penindasan dan eksploitasi yang tak terampuni. Diskusi tentang imperialisme Inggris mengingatkan kita akan kompleksitas sejarah kolonialisme dan pentingnya memahami dampaknya dalam konteks sosial, politik, dan ekonomi yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun