Mohon tunggu...
Isman Yusron
Isman Yusron Mohon Tunggu... -

Penulis biasa | Jauh tak berarti, Persib selalu di hati | Bobotoh Gone Gole Wew

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Surat Terbuka untuk Boris, dan Mereka yang Sudutkan Bobotoh

26 September 2018   22:06 Diperbarui: 27 September 2018   07:51 3099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rivalitas dan saling memusuhi antara Bobotoh dan Jakmania, memiliki sejarah yang cukup panjang, dan tidak mudah ditalar dengan pikiran yang serba heuristik dan meloncat pada kesimpulan.

Yang jelas, itulah realitanya, kedua pihak sama saling membenci dan overacting, dan kondisi ini mengakar hingga tataran grassroot.

Tapi janganlah memandang juga bahwa kondisi ini hanya dimiliki pendukung Persib dan Persija, anda bisa cari sendiri, Ada Bonek dan Aremania, ada Pendukung PSIM dan PSS, ada The jakmania dan La Viola, Pasoepati dan Brajamusti dan banyak lainnya. Gesekan suporter sangat tidak mudah dielakkan

 Naif sekali jika dikatakan dua pendukung yang berbeda selamanya tidak bisa berseteru. Pasti ada saja. Namun bukan berarti itu bisa dibenarkan, tapi juga tidak bisa dielakkan. Psikologi massa punya coraknya sendiri.

Dalam konteks Haringga pun, pada dasarnya adalah hal yang sangat sulit dielakkan. Nature nya kerumunan selalu menimbulkan fenomena deindividuasi. Di mana, mereka sangat tidak terkendali ketika mengalami kemarahan, karena emosinya telah merupakan emosi kerumunan.

Jangankan suporter bola, masih ingat mengenai kejadian Joya, Pria malang yang dituding mencuri amplifier Musala kemudian dibakar hidup hidup oleh masa? Tindakan biadab itu adalah efek dari situasi psikologis dalam kerumunan. Biadab? Iya! Tapi apakah anda bisa mengatakan warga Pasar Muara Bakti, Bekasi tersebut semuanya Biadab?

Hal yang sama yang bisa anda coba sendiri saudara Boris, dan semua yang menyudutkan Bobotoh, datanglah ke kerumunan suporter salah satu pertandingan apapun, mau sepakbola atau basket bahkan volley antar kampung sekalipun, kemudian ditengah kerumunan salah satu pendukung tim, anda sendiri bersorak sorai menyemangati pihak lawan. Anda berani? Coba saja..

Kalaulah tidak berani, saya yakin itu karena anda sendiri menyadari bahwa berada dikerumunan kemudian anda bersikap bersebrangan, namanya anda hanya melakukan bunuh diri yang konyol.

Anda tulis sendiri anda takut untuk pergi ke stadion setiap kali tanding melawan Persija, takut karena apa? Anda menyadari bukan betapa berbahayanya ketika anda datang ke situasi kerumunan yang bukan kelompok anda sendiri? Hanya kebetulan saja anda tidak suka Persib, lalu mengatakan pendukung Persib menakutkan.

Coba sebaliknya, individu individu bobotoh Persib juga akan berpikir ribuan kali untuk hanya hadir ke GBK kalau Persib melawan Persija. Ketakutan dan penilaian yang sama seperti yang anda pikirkan.  

Kerentanan konflik pada saat di situasi kerumunan outgrup, adalah sesuatu yang pasti semua orang memahami risikonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun