Mohon tunggu...
Isman Yusron
Isman Yusron Mohon Tunggu... -

Penulis biasa | Jauh tak berarti, Persib selalu di hati | Bobotoh Gone Gole Wew

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Surat Terbuka untuk Boris, dan Mereka yang Sudutkan Bobotoh

26 September 2018   22:06 Diperbarui: 27 September 2018   07:51 3099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://news.airomedia.net

Tapi intensi Haringga untuk memaksakan diri ke GBLA, saya yakin bukan tidak menyadari risiko-risikonya dan memahami betul bahwa datang ke GBLA bukan perkara aman-aman saja.

Hal itu terbukti, Haringga tidak memakai atribut jakmania, tidak mencirikan diri sebagai pendukung Persija, dan tidak dengan terang-terangan menujukkan diri sebagai suporterkesebelasan yang dicintainya.

Fakta-fakta itupun, mencirikan bahwa Haringga menyadari bahwa resiko hadir di ruang outgrup nya, bukanlah suatu tindakan biasa. Anda menuliskan pertanyaan kawan anda "Kenapa dia memakai kaus Persija?" saya yakin Anda Cuma mengarangnya. Faktanya, Haringga tidak pakai kaus Persija, dan tidak mungkin juga, Haringga tak sebodoh yang Anda kira.  

Jika Anda tidak memahami perkara ini, saya tidak heran. Karena yang ada di pikiran Anda hanyalah penghakiman dan berbagai semangat penghukuman bagi Bobotoh secara keseluruhan.

Anda tentu merasa paling benar hingga saat ini, pandangan kacamata kuda Anda mungkin menutupi kenyataan yang begitu nyata: Haringga datang demi Persija.

Maka, alasan apa yang paling rasional untuk dikatakan, tentang motivasi memaksakan diri Haringga datang ke GBLA pada saat ribuan orang The Jakmania aman-aman saja di rumah, nonton bareng pertandingan itu dengan biasa? Naif saja pengen nonton bola?

Saya dan banyak Bobotoh setuju dengan Anda, bahwa pelaku harus dihukum sekeras-kerasnya. Saya juga setuju dengan Anda, tak perlu mengatakan pelaku sebagai oknum.

Ya! Jelas, bisa diakui itu bobotoh juga semua, masa iya Jakmania? Tapi hal itu, jika Anda sedikit saja mengerahkan akal sehat Anda, apakah cukup rasional menghakimi seluruh bobotoh sama dengan pelaku?

Saya bobotoh, dan ratusan ribu bobotoh sedunia jelas jelas tidak pernah menyetujui tindakan pelaku.

Jadi yang perlu dihukum keras itu siapa? Pelaku atau semua Bobotoh? Saya yakin Anda yang jago argumentasi dan gandrung akan berbagai perdebatan, bisa menjawabnya.

Mengenai overacting yang Anda tuduhkan kepada Bobotoh, saat adanya pertandingan Persib dan Persija, Anda mungkin mesti tanya kepada Bung Ferry Indra Sjarief kenapa bisa demikian. Jangan memandang satu sisi, Jakmania juga sama overacting-nya ketika Persija menjamu Persib Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun