Mohon tunggu...
Isman Punggul
Isman Punggul Mohon Tunggu... Operator - Asahan _ Sumatera Utara

Orang biasa yang peduli lingkungan. Semoga bemanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perundungan oleh Guru: Tindakan yang Harus Dihindari dan Cara Mencegahnya

31 Juli 2024   09:16 Diperbarui: 31 Juli 2024   09:19 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com/id/vectors/anak sedih menangis

Di ruang kelas, di mana anak-anak mulai menapaki fondasi awal pendidikan mereka, peran seorang guru sangat krusial. Namun, dalam perjalanan mengajar yang penuh tantangan, ada kalanya guru tanpa sadar melakukan perundungan. Meskipun niatnya mungkin tidak untuk menyakiti, tindakan ini tetap dapat memberikan dampak buruk bagi perkembangan anak-anak. Mari kita telaah sebuah contoh nyata dan memahami bagaimana mencegah perundungan yang dilakukan guru.

Contoh Perundungan yang Tidak Disadari oleh Guru

Coba bayangkan seorang guru di sebuah Sekolah Dasar, sebut saja Ibu Imaida Sari. Suatu hari, Ibu Imaida Sari sedang memeriksa pekerjaan rumah siswa di kelas. Salah satu anak, Jensiwan, lambat dalam menyelesaikan tugasnya dan hasilnya pun kurang memuaskan. Dengan maksud untuk mendorong Jensiwan agar lebih giat belajar, Ibu Imaida Sari secara terbuka mengkritik hasil pekerjaan Jensiwan di depan seluruh kelas. “Lihatlah, teman-teman,” kata Ibu Imaida Sari, “Jensiwan belum bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kita semua harus belajar dari ini.”

Meskipun Ibu Imaida Sari mungkin berniat untuk memberikan motivasi, cara ini bisa dianggap sebagai bentuk perundungan verbal. Mengungkapkan kekurangan seorang siswa di depan teman-temannya bukan hanya memalukan bagi anak tersebut, tetapi juga bisa merusak rasa percaya dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa perundungan oleh guru bisa terjadi secara tidak sengaja, namun dampaknya tetap nyata dan merugikan.

Jenis Perundungan oleh Guru

  1. Perundungan Verbal: Ini termasuk penggunaan kata-kata yang merendahkan atau menyinggung perasaan siswa, seperti komentar yang menyebutkan kekurangan mereka di depan umum, atau membuat pernyataan yang membuat anak merasa inferior.

  2. Perundungan Psikologis: Tindakan seperti mengabaikan atau memperlakukan seorang siswa secara berbeda dengan cara yang tidak adil, bisa menjadi bentuk perundungan. Misalnya, memberikan tugas tambahan secara tidak proporsional kepada siswa tertentu atau memperlihatkan ketidakpedulian terhadap kebutuhan mereka.

  3. Perundungan Non-Verbal: Gestur atau ekspresi wajah yang menunjukkan ketidaksetujuan atau ketidakpedulian terhadap seorang siswa juga bisa masuk dalam kategori ini. Meskipun tidak diucapkan secara verbal, perilaku ini bisa sangat merugikan.

Bahaya dan Dampak Jangka Panjang bagi Anak-anak

Perundungan oleh guru, meskipun tidak disengaja, dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang serius pada anak-anak. Berikut adalah beberapa risiko yang perlu diperhatikan:

  1. Penurunan Rasa Percaya Diri: Anak-anak yang sering mendapat kritik terbuka atau merasa dipermalukan di depan teman-temannya bisa mengalami penurunan rasa percaya diri. Mereka mungkin merasa tidak berharga atau merasa bahwa usaha mereka tidak dihargai.

  2. Kecemasan dan Depresi: Pengalaman negatif di sekolah dapat memicu kecemasan dan depresi pada anak. Mereka mungkin merasa takut pergi ke sekolah atau mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-teman mereka.

  3. Penurunan Prestasi Akademis: Rasa takut dan stres yang disebabkan oleh perundungan dapat memengaruhi konsentrasi dan motivasi anak dalam belajar, sehingga prestasi akademis mereka bisa terpengaruh secara negatif.

  4. Gangguan Hubungan Sosial: Anak-anak yang mengalami perundungan di sekolah seringkali kesulitan dalam membangun dan memelihara hubungan sosial yang sehat. Mereka mungkin merasa sulit untuk percaya pada orang lain atau berinteraksi dengan teman sebaya.

Solusi dan Langkah Preventif

Penting bagi setiap guru untuk menyadari potensi dampak dari tindakan mereka dan mengambil langkah-langkah preventif. Berikut adalah beberapa solusi untuk mencegah perundungan yang tidak disengaja oleh guru:

  1. Pendidikan dan Kesadaran: Selalu tingkatkan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan perundungan dan bagaimana dampaknya terhadap siswa. Pelatihan dan workshop tentang sensitivitas sosial dan komunikasi efektif dapat membantu guru menghindari tindakan yang tidak disadari.

  2. Pendekatan yang Konstruktif: Saat memberikan umpan balik, pastikan untuk melakukannya dengan cara yang membangun dan positif. Alih-alih mengkritik di depan umum, gunakan pendekatan individu yang lebih mendukung dan memberikan solusi konkret untuk perbaikan.

  3. Membangun Hubungan Positif: Bangun hubungan yang positif dengan semua siswa. Tunjukkan empati dan kepedulian terhadap kebutuhan individu mereka. Ini akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung.

  4. Refleksi Diri: Luangkan waktu untuk refleksi diri secara teratur. Tanyakan pada diri sendiri apakah tindakan dan kata-kata Anda mungkin bisa dianggap sebagai perundungan, dan carilah umpan balik dari rekan kerja atau mentor untuk perbaikan diri.

  5. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung: Fasilitasi lingkungan kelas yang mendukung di mana setiap siswa merasa dihargai dan diterima. Dorong budaya saling menghargai dan positif yang melibatkan seluruh komunitas sekolah.

Kesimpulan

Perundungan yang dilakukan oleh guru, meskipun tanpa sengaja, tetap dapat memberikan dampak yang merugikan bagi perkembangan anak-anak. Sebagai pendidik, sangat penting untuk menyadari bahwa setiap tindakan dan kata-kata kita memiliki potensi untuk mempengaruhi siswa secara mendalam. Dengan memahami jenis-jenis perundungan dan dampaknya, serta menerapkan solusi yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat dan mendukung. Mari kita berkomitmen untuk menghindari perundungan di ruang kelas dan memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan untuk berkembang dengan baik dalam suasana yang positif dan penuh empati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun