Meski berada jauh disana, kita masih komunikasi meski lewat chat grup saja. Ku bersihkan badan dan bersantai menikmati malam di peraduan yang hening.Â
Hanya ada Mama di ruang TV dengan sinetron yang selalu bersenandung sedih. Entahlah, kenapa emak-emak lebih suka yang sedih-sedih dari pada yang kocak.
"maaf, baru bales"
"pernikahanku dadakan, hanya dihadiri keluarga, aku nikah setelah sehari berkunjung ke rumah mu"
"sebenarnya aku bingung waktu itu, tapi aku tak berani bercerita padamu"
"aku takut kamu jijik padaku, aku terpaksa melangsungkan pernikahan ini karena nama baik keluarga"
"sepertinya suamiku juga terpaksa. Dia harus bertanggung jawab atas perbuatan bejad kita"
"aku malu, tapi semua sudah terjadi, doakan keluargaku ya..."
"aku berharap dan berdoa, cukup aku aja yang mengalami ini, kalian jangan sampai melakukan hal yang salah sepertiku. Pergaulan bebas bukan cara menyelesaikan masalah. Jika kita tak kuat iman malah akan membawa kita ke masalah yang baru"
"ini adalah penyesalan terbesarku, kuliah terhambat lulus, tidak ada upacara pernikahan yang meriah, dan disudutkan oleh saudara dan tetangga"
"aku benar-benar berpesan padamu, jaga baik-baik dirimu. Jangan kamu mudah dihasut nafsu syetan yang menyesatkan. Kesenangan sesaat, membawa petaka yang terpahat"
"jaga baik-baik dirimu, kuatkan imanmu, banyakin sholawat dan ngajimu, jangan tinggalkan sholatmu, selalu ingat Allah"
"jika datang ujian yang sama padaku, ingatlah Allah, ingatlah siksa neraka, ingatlah keluargamu, ingatlah harga dirimu, ingatlah judge tetanggamu, ingatlah masa depanmu, ingat kebahagiaanmu, ingatlah bahwa dosa besar akan selalu menghantuimu"