Mohon tunggu...
Isma Nuryani
Isma Nuryani Mohon Tunggu... Guru - Guru sekolah dasar di wilayah kabupaten Cilacap

Seorang guru sekaligus Ibu dari dua anak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Panggilan

24 Maret 2022   17:56 Diperbarui: 24 Maret 2022   18:01 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tofik" panggilku pada anak laki-laki bertubuh bulat.  Tingginya sama denganku.  Badannya lebih berisi dan kulitnya putih bersih.  Rambutnya ikal,  bulu matanya lentik membuatku semakin tertarik.  Pipinya bak bakpau yang empuk.  Serta mulutnya kecil tapi ceriwis. Sorot matanya terlihat ketakutan mendengarku memanggilnya.  Seperti melihat hantu,  ia langsung menundukan kepala.

Aku tersenyum, melihat tingkahnya seperti serba salah karena panggilanku padanya. "Tofik" aku mengulangi panggilanku. Dia masih tersipu malu,  menggaruk rambutnya yang hitam.  Kakinya digerak-gerakan sehingga suaranya terdengar menggema di seluruh ruangan.  Dia menggigit bibirnya.  Aura ketakutan menyelimutinya. Aku tersenyum lembut padanya.

"Iya, Bu" mulutnya mengeluarkan suara gemetar.  Layaknya orang yang berbuat salah, Tofik pun seperti merasakannya. Pipinya yang putih menjadi merah karena malu atas perbuatannya. Bercanda saat pembelajaran, membuat kegaduhan sehingga mengganggu temannya. Panggilanku membuatnya diam membisu tak bergeming.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun