Aku hanya ingin kau tersenyum padaku.
Bagai ayah yang tak kehilangan ibu yang melahirkanmu.
Aku ingin memandangmu dengan tenang.
Bagai matahari saat mau terbenam.
Meski kedua tanganku tak mampu membesarkanmu.
Aku ingin mendengarkan suaramu.
Laksana bayi mungil yang ditinggal pergi.
Atau Si Anak yang tersenyum simpul dengan manja.
Bahkan mengundang rasa ibah bagi pendengarnya.
Aku hanya membisu di hadapanmu.
Bagai hembusan angin di atas ranting yang kering.
Aku bagai burung yang lalu hinggap kesepian di antara deretan pohon yang lebat.
Aku hanya ingin semua kembali tersenyum dalam sejuta senyuman bersamamu.
Maros, 27 Juli 2020
Kompasianer Ismail Umar Sanji
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H