Mohon tunggu...
Ismail Amin
Ismail Amin Mohon Tunggu... -

Warga Indonesia sementara menetap di kota Qom Republik Islam Iran, sembari belajar di Universitas Internasional al Mustafa Qom Iran... salam perkenalan, dan mari saling berbagi... Kita tidak selalu harus berpikir sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir... ^_^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Kau Tahu dari Mana Kau Mengambil Berita

12 November 2014   15:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:59 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Menurutku, sanad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada sanad, maka siapapun akan bisa berkata semaunya”

[Abdullah ibnul Mubarakrahimahullah]

Sanad sangat penting dalam Islam, sebagaimana perkataan salah seorang ulama besar Islam yang saya nukilkan di atas, bahwa tanpa sanad, siapapun akan bebas berkata semaunya. Sanad adalah silsilah [mata rantai] perawi [pembawa kabar] sampai kepada sumber awal beritanya. Sanad atau isnad sangat populer dikalangan para pengkaji ilmu hadis. Setiap hadis yang disampaikan harus ada sanadnya. Misalnya, seorang ulama hadis meriwayatkan hadis yang karena zamannya jauh dari masa Nabi Saw sehingga tidak memungkinkan adanya interaksi langsung, maka ia meriwayatkan hadis Nabi Saw dengan cara sebagai berikut:

A telah mengabarkan kepada kami, dia berkata: B telah mengabarkan kepada kami, dia berkata: C telah mengabarkan kepada kami bahwa dia telah mendengarkan dari Nabi Saw yang bersabda demikian dan demikian.

Derajat dan kedudukan hadis kemudian ditentukan oleh ketsiqahan/kejujuran para perawi tersebut. Ketsiqahan para perawi dapat ditelusuri dari biografinya, dan ilmu yang khusus mempelajari biografi para perawi disebut ilmu rijal.

Dari biografi perawi tersebut kemudian diketahui, layak tidaknya seorang perawi diterima periwayatannya [berita yang dikabarkannya], sebab dalam ilmu rijal, sifat dan karakter seorang perawi benar-benar dikuliti.

Dia secara terang-terangan akan disebut pendusta atau tidak layak diterima periwayatannya jika ia dikenal sebagai seseorang yang berakhlak buruk, bersifat munafik, ingatannya lemah, identitasnya tidak jelas dan seterusnya.

Betapa besar peran ulama-ulama ahli hadis dalam menjaga kesahihan sabda-sabda Nabi Saw. Kitapun disuguhkan kisah dramatis, ketika Imam Bukhari telah menempuh perjalanan yang sangat jauh untuk menemui seorang perawi, tapi kemudian hanya menyampaikan satu hadis dari Nabi Saw, itupun kemudian Imam Bukhari membuang hadis itu ketika sang perawi dia temukan mengelabui untanya. Berbohong kepada seekor unta sekalipun, sudah menjadi alasan ulama hadis untuk memblack list seseorang dan menolak apapun yang disampaikannya. Diapun akan dikenal ditengah masyarakat, sebagai pendusta dan harus diteliti setiap perkataannya.

Tentu sanad tidak hanya berlaku pada ilmu hadis. Tapi pada semua hal yang berbau informasi. Ketika kita mendapat sebuah informasi maka sudah selayaknya kita mencari tahu dan mengecek kebenaran informasi tersebut. Apa penyampai tersebut melihat langsung apa yang disampaikannya, kalau tidak, dari siapa dia mendengarkannya, dan apa penyampai sebelumnya memiliki kelayakan untuk dipercaya? Dan begitu seterusnya.

Begitupun dalam penulisan karya tulis. Karya tulis akan disebut ilmiah dan memiliki kredibilitas untuk dijadikan rujukan jika menyertakan sumber informasi penulisannya. Sanadpun berlaku dalam dunia reportase. Jika sebuah media tidak mengirim wartawan yang melihat langsung kejadian yang diberitakannya, maka wajib bagi media tersebut menuliskan dari media berita mana ia menukil dan mendapatkan informasinya. Untuk berita-berita mengenai peristiwa luar negeri, kita diakrabkan dengan idiom-idiom jurnalistik seperti, sebagaimana dilansir dari kantor berita BBC, demikian dikutip dari Al Jazeerah dan seterusnya. Sementara kantor berita yang beritanya dikutip tersebut harus bisa dipastikan bersentuhan langsung dengan lokasi kejadian dan  informan utama.

Walhasil, sanad dan sumber berita sangat penting dan urgen. Jika tidak dibebankan adanya sanad, maka siapapun bisa berkata semaunya. Dalam Islam, mengecek kebenaran berita, atau mengklarifikasi ke sumber berita atau obyek yang diberitakan dikenal dengan sebutan tabayyun. Tabayyun adalah perintah tegas dalam Islam, agar umat Islam tidak menimbulkan tindakan yang berujung pada dosa dan penyesalan akibat tergesa-gesa dalam menerima informasi. Tabayyun penting dilakukan agar keputusan yang diambil adil dan tidak merugikan pihak lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun