Memanusiakan waria dalam upaya pengembalian hakekatnya sebagai laki-laki harus dilakukan dengan metode humanistik, tidak dengan diskriminasi tetapi memberi pemahaman dalam dimensi Religious dan Social-Cultural (Norma contohnya) dengan prosesnya yang tidak membedakan mereka dengan manusia lainnya.
Diskriminasi terhadap mereka dapat menjadikan mereka eksklusif dan berinteraksi pada sesamanya akibatnya mereka sulit keluar dari lingkaran waria, lebih dari itu diskriminasi dapat menjelma depresi, meniti mental menuju mati (bunuh diri).
(Tidak mendukung waria, bukan berarti mendiskriminasi. Paling tepat adalah mengembalikannya dengan cara-cara yang manusiawi, karena pada kenyataanya para waria adalah manusia dan butuh bantuan dalam mengembalikan jati dirinya)
SUARA CIPUTAT!
(IA).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H