Bandara terbaik didunia memiliki kesamaan: Nyaman, Efisien dan Simpel. Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar dan Bandara Kuala Namu di Medan adalah dua pertama di Indonesia yg di desain menggunakan prinsip diatas.
Saya mendorong segera dibangun bandara Kuala Namu ditahun 2006. Kemudian Kemenhub dan Pemda Sumut membuat 2 desain yaitu adat Batak dan Melayu. Saya katakan ke gubernur, jika yg dipilih desain Batak, maka masyarakat Melayu pasti akan protes dan demikian sebaliknya. Padahal suku terbanyak yg tinggal di Sumut adalah Suku Jawa.
Karena Gubernur tidak berani merubah dengan alasan partisipasi masyarakat, akhirnya saya, sebagai Wapres memutuskan agar bandara mengedepankan disain modern yg memgutamakan fungsi, efisien dan nyaman.
Diskusi dan proses yg sama saat membangun bandara Sultan Hasanuddin. Bandara baru tsb didesain dgn gaya Bugis dan Toraja dgn arsitek dari Perancis dan pinjaman dari Perancis. Pemerintah memutuskan agar disain dan pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh arsitek dan kontraktor nasional dgn dana dlm negeri dan material produk sendiri.
Alhamdulillah, dgn tenaga dan sumber daya sendiri, akhirnya terwujud bandara seperti sekarang. Proses pembangunan bandara lebih cepat dan biaya lebih murah yaitu sekitar 40% dari disain awal arsitek Perancis. Biaya berhasil dihemat dari 4.5 T menjadi hanya 1.8 T.
4. Memujudkan Panser Produk Indonesia.
Pada awal 2000-an, kondisi perlengkapan militrr kita sangat memperihatinkan. Jangankan bertempur, sekedar latihan kendaraan tempur kita jauh dari layak sehingga sering terjadi kecelakaan.
Kami kumpulkan beberapa pihak yg mempunyai keahlian di bidang komponen utama panser, kami mengundang PT. Pindad, PT. Krakatau Steel, PT. LEN Industri, PT United Tractor, PT Bukaka serta pakar dari BPPT dan ITB. Sangat mengembirakan, ternayata semua mempunyai keahlian yg dibutuhkan
Hingga saat ini telah diproduksi 400 unit Panser Anoa (nama panser buatan Pindad, nama hewan endemik Sulawesi) dgn harga 50% dari harga impor. Bahkan panser Anoa memenuhi spesifikasi UN (PBB) dan dipakai oleh pasukan pemelihara perdamaian di berbagai wilayah konflik.
5. PLTA yang Mandiri.
Dibidang listrik kami fokus pada PLTA karena energi terbarukan yg tdk memerlukan batu bara, minyak bumi atau gas yg harganya naik turun.