[caption id="attachment_369499" align="aligncenter" width="560" caption="Perahu Phinisi (dok.pri)"][/caption]
Sebuah perahu phinisi berdiri gagah di depan pintu masuk Bugis Waterpark, sebuah taman rekreasi air yang bernuansa lokal. Awalnya saya mengira perahu phinisi tersebut salah satu wahana permainan air yang belum kelar selesai. Penasaran saya coba masuk kedalam perahu phinisi tersebut, ternyata didalamnya terpajang beberapa foto Makassar tempo dulu, foto-foto tersebut seakan bercerita tentang kota makassar pada kurun waktu yang lampau.
Perahu phinisi merupakan perahu kebanggaan orang Bugis Makassar, perahu yang membawa para pelaut pemberani mengarungi samudera yang luas. Replika besar perahu phinisi yang terletak didepan pintu masuk terdiri dua lantai yang berisi foto Makassar tempo dulu. Sebenarnya masih ada satu lagi perahu phinisi di dalam kompleks seluas 4 Ha milik Kalla Group, satu lainnya merupakan wahana permainan yang masih dalam proses pengerjaan.
[caption id="attachment_369500" align="aligncenter" width="420" caption="Gedung Kesenian (dok.pri)"]
[caption id="attachment_369502" align="aligncenter" width="420" caption="dok.pri"]
[caption id="attachment_369504" align="aligncenter" width="420" caption="dok.pri"]
Sebagian besar foto-foto tersebut tinggal kenangan, bangunannya telah disulap menjadi lebih modern. Hanya sebagian yang tersisa seperti aslinya diantaranya Benteng Ford Roterdam, sebuah banteng yang dibangun Belanda letaknya didekat pantai Losari, Gedung Kesenian Societat de Harmonie juga masih berdiri, lalu ada gedung Pengadilan Tinggi masih kelihatan sisa-sia peninggalan tempo dulu.
[caption id="attachment_369505" align="aligncenter" width="420" caption="Narsis (dok.pri)"]
[caption id="attachment_369506" align="aligncenter" width="420" caption="Narsis juga (dok.pri)"]
Harga tiket masuk Rp 50 ribu di hari Senin, Selasa sampai dengan Kamis Rp 75 ribu, dan Rp 125 ribu di hari Sabtu dan Minggu atau hari libur. Perlu dipertimbangkan harga makan dan minum di food court lumayan mahal.
Dua tahun yang lalu perahu phinisi itu belum ada, foto-foto Makassar tempo dulu masih berserak di dunia maya, namun kini foto-foto tersebut disatukan diatas sebuah phinisi. Pengelola Bugis Waterpark tidak hanya menjual permainan air yang benuansa alam tapi juga menyisipkan pengetahuan tentang Makassar jaman dulu.
[caption id="attachment_369508" align="aligncenter" width="420" caption="Jembatan bergoyang (dok.pri)"]
Yang belum banyak berubah dari Bugis Waterpark dari dua tahun lalu adalah pohon yang masih jarang, sehingga panas masih membakar tubuh jadinya kesan asri dan natural kurang terasa. Walau begitu kemunculan phinisi yang memuat foto-foto tempo dulu adalah sebuah ide yang hebat. Sambil menyelam minum air, sambil main air sekalian lihat masa lalu.
[caption id="attachment_369509" align="aligncenter" width="300" caption="Bhs Bugis (dok.pri)"]
Selain foto-foto tersebut, Bugis Waterpark menghidupkan kembali Bahasa lokal Bugis, disetiap sudut terdapat banyak informasi dalam Bahasa Bugis. Sebagai taman rekreasi air terbesar di Indonesia Timur, Bugis Waterpark dengan segala modernitasnya masih menyisipkan nuansa lokal serta menghidupkan kembali nuansa masa lalu lewat foto-foto di atas phinisi.
salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H