Halo gais, siapa disini yang merasa dirinya remaja? Tapi sebelum itu, kalian tau gak sih remaja itu apa? Remaja bisa disebut masa dimana kita mencari jati diri, khususnya orang yang berusia 12-17 tahun.Â
Jadi siswa SMP termasuk remaja dong? Yapss betul sekali. Di masa remaja kita sangat membutuhkan bimbingan dan arahan agar proses pencarian jati diri tidak melenceng kearah yang negatif. Sebagai remaja, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar seringkali memaksakan diri untuk mengikuti trend-trend masa kini agar dinggap ‘gaul’ oleh circle teman.  Lalu apa yang perlu di waspadai dari pergaulan sekitar ? Apa bahaya dari pergaulan masa kini ?
Problematika kalangan remaja yang sering terjadi adalah terjadinya pergaulan bebas. Apasih pergaulan bebas itu? Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku yang menyimpang dari norma dan aturan.Â
Pergaulan bebas bia terjadi dimana saja dan bisa berakibat fatal. Beberapa contoh pergaulan bebas dikalangan SMP adalah merokok, tawuran, alcohol, pacarana diluar batas hingga mengkonsumsi obat terlarang. Sangat bahaya bukan? Lalu apasih yang meneybabkan para remaja melakukan hal tersebut. Yuk simak artikel dibawah ini !!
Penyebab Pergaulan Bebas:
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang paling penting dalam pembentukan diri seorang remaja. Remaja yang cenderung tidak dapat mengontrol diri dapat dengan mudah terpengaruh oleh teman-temannya. Usia remaja merupakan usia anak yang memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi.Â
Jika seorang remaja tidak dapat mengontrol dirinya sendiri, maka ia dapat dengan mudah terjerumus kedalam hal-hal yang bersifat negatif seperti pacaran, menonton video pornografi, merokok dan melakukan bullying kepada temannya. Kurangnya kesadaran diri dalam diri remaja seringkali menimbulkan hal-hal yang berakibat buruk dalam pembentukan karakternya.Â
Gaya hidup yang kurang baik dan mengikuti teman-temannya membuat banyak para remaja saat ini terpengaruh untuk melakukan hal yang menyimpang. Selain itu, kurangnya nilai-nilai keagamaan dalam diri remaja membuat mereka tidak merasa takut dan melumrahkan hal-hal yang buruk dalam kehidupannya.
2. Faktor keluarga
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi seorang anak. Pendidikan yang diberikan oleh keluarga sejak bayi dapat membawa pengaruh bagi seorang anak dalam kehidupannya.Â
Faktor pendidikan dalam keluarga memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Pergaulan bebas yang terjadi pada remaja seringkali terjadi karena kurangnya pendidikan yang baik dalam keluarga. Keluarga yang kurang harmonis atau broken home seringkali membawa dampak yang buruk bagi anak. Anak akan merasa kurang nyaman di dalam rumah ketika melihat pertikaian antara kedua orang tuanya.Â
Remaja yang merasa terganggu dalam lingkungan keluarganya seringkali melampiaskan dengan cara pulang larut malam, pergi dari rumah dan ketempat hiburan malam. Dengan demikian, remaja akan memperoleh kepuasan dengan cara yang kurang baik sehingga sering melakukan hal-hal yang bersifat negatif seperti melakukan pergaulan bebas.Â
Selain hal tersebut, kurangnya perhatian dari orang tua yang sibuk dalam pekerjaannya, kurangnya komunikasi antara pihak anggota keluarga dan sikap tak acuh pada seorang anak membuat anak akan melakukan berbagai cara untuk kembali mendapatkan perhatian dari orang tuanya, seperti melakukan hal yang bersifat negatif yakni berperilaku nakal dan bolos sekolah.Â
Dapat juga terjadi karena kurangnya pengawasan orangtua yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam mendidik dan membesarkan anaknya. Dalam hal ini, orangtua dinilai kurang dalam melakukan pengawasan dan membebaskan anaknya dalam bergaul hingga berpacaran. Oleh karena itu, peranan orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter bagi remaja agar terhindar melakukan hal yang berdampak buruk dalam kehidupannya.
3. Faktor Lingkungan
Faktor yang dapat mempengaruhi pergaulan bebas yang terjadi pada remaja adalah adanya pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang kurang baik dapat memiliki dampak yang buruk dalam pembentukan karakteristik seorang remaja. Pergaulan pada teman sebaya oleh remaja juga memiliki pengaruh yang sangat besar bagi remaja. Hubungan pertemanan yang kurang baik atau toxic dapat menimbulkan efek buruk dalam kehidupannya. Usia remaja adalah usia anak yang rentan mudah terpengaruh oleh teman-temannya.Â
Selain itu, keadaan tempat tinggal juga memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter seorang remaja. Jika norma dan kepedulian sosial di lingkungannya baik, maka remaja akan lebih dominan berperilaku positif. Begitupun sebaliknya, jika lingkungan tempat tinggalnya kurang baik, maka remaja cenderung melakukan hal-hal yang bersifat negatif.Â
Faktor lingkungan yang terakhir adalah adanya dampak dari penggunaan internet. Internet berperan penting dalam kehidupan manusia. dengan adanya internet, maka semua sumber informasi dapat dengan mudah untuk didapatkan. Namun, penggunaan internet yang kurang baik juga dapat memengaruhi dalam pembentukan karakter pada remaja. Adanya kemudahan akses dan informasi secara luas dapat disalahgunakan oleh remaja untuk mengakses hal-hal yang bersifat negatif. Dengan demikian, internet dapat membawa dampak yang buruk bagi remaja yang tidak bijak dalam penggunaannya. Terlebih pada usia-usia ini, remaja lebih mudah memahami kemajuan teknologi internet.Â
Dari beberapa faktor tesebut dapat kita ketahui Bersama, bahwa pergaulan bebas disebabkan oleh beberapa faktor. Selain itu, karena factor tersebut terdapat beberapa dampak buruk dari adanya pergaulan bebas pada remaja yaitu :
1. Menurunnya prestasi sekolah (prestasi belajar)
Pergaulan bebas yang dilakukan oleh remaja akan menimbulkan dampak negatif bagi dirinya. Salah satunya adalah menurunnya prestasi belajar seorang remaja. Pengaruh yang buruk dari teman sebayanya seperti membolos sekolah, meninggalkan kelas dan bermalas-malasan dalam pembelajaran dapat berakibat buruk dalam hasil belajar seorang remaja.
2. Putus Sekolah
Salah satu alasan remaja memutuskan untuk putus sekolah dikarenakan siswa merasa bosan berada di lingkungan sekolah sehingga sering bolos dan ada juga siswa tidak masuk sekolah karena ingin lebih bersenang-senang dengan pacarnya dan melakukan seks di luar nikah sehingga mengakibatkan kehamilan di luar nikah, dan akhirnya pihak sekolah akan melakukan drop out.
3. Hamil di luar nikah
Tidak menutup kemungkinan dengan masuknya anak-anak ke dalam pergaulan bebas terjadi adanya seks bebas yang tentunya dapat menyebabkan hamil diluar nikah. Hamil diluar nikah merupakan sesuatu yang sangat tabu di Indonesia dan merupakan hal yang masuk kategori zina dalam Islam. Hamil diluar nikah merupakan perbuatan zina yang seharusnya dihukum dengan kriteria Islam.
4. Menderita Penyakit Seks Tertular
Para muda-mudi pada zaman sekarang cenderung lebih mementingkan kepuasan sesaat daripada memikirkan dampak jangka panjang bila melakukan hal yang tidak seonoh seperti seks bebas. Sudah banyak anak remaja usia muda menderita penyakit seks tertular akibat kebiasaan seks bebas seperti HIV AIDS, herpes genelitas, Sifilis, dan sebagainya.
Nah itu tadi beberapa dampak buruk dari pergaulan bebas. Dari dampak buruk pergaulan bebas diatas tentunya harus ada pencegahan agar pergaulan bebas tidak semakin marak terjadi. Berikut beberapa tips untuk mencegah pergaulan bebas:
1. Selektif dalam memilih teman
Lingkungan pertemanan cukup berpengaruh dalam membentuk karakter seseorang. Bagi para remaja, membentuk sebuah relasi merupakan hal yang sering dilakukan dan membawa suatu pengaruh kuat dalam hidupnya oleh karena itu, remaja harus dapat memilah dan selektif dalam memilih teman. Remaja wajib menghindari pergaulan terhadap teman-teman lainnya yang dirasa dapat membawa dampak buruk dan pengaruh negatif bagi keberlangsungan hidupnya dimasa depan.
2. Memperkuat pendidikan agama
Remaja yang memiliki dasar pendidikan dan moral agama yang kuat dalam dirinya, ia tidak akan mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Remaja dengan pendirian agama yang kokoh dapat membedakan hal yang benar dan salah. Jadi, pendidikan agama merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan pada seseorang sejak usia dini guna memperkuat imannya. Dengan mempelajari nilai agama pasti menganjurkan kita dalam berbuat baik dan mengindarkan diri pada perbuatan yang menyimpang, serta dapat mengenal lebih jauh tentaang ilmu keagaamaan
3. Membentuk karakter yang positif dan menetapkan tujuan hidup
Ketika remaja memiliki karakter yang positif dalam dirinya sejak masih kecil, maka walaupun memiliki kesempatan untuk hidup dengan bebas, ia masih dapat menjaga dan mengendalikan dirinya. Dengan demikian, perlu adanya pendirian ataupun tujuan hidup yang baik agar dapat memfokuskan diri pada hal yang diperlukan untuk dicapai dan tidak teralihkan oleh hal-hal yang bersifat negative, karakter positif ini dapat pula terebentuk melalui suatu kegiatan yang membawa seseorang menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya misalnya seperti mengikuti suatu organisasi, atau mengukuti suatu kegiatan social
4. Memberikan pendidikan seks pada remaja
Pengetahuan memiliki kekuatan yang sangat besar dan berpengaruh pada kehidupan. Pemberian edukasi kepada remaja yang memiliki rasa keingintahuan mengenai seksualitas harus didapatkan sejak dini dengan bahasa yang cocok pada anak usia tersebut, sehingga mereka dapat mengetahui dampak dan akibat buruk dari pergaulan bebas. Seks edukasi memiliki suatu tujuan untuk membantu seseorang untuk memahami perkembangan fisik dan emosional yang dialami oleh diri sendiri saat masa pubertas terjadi dengan adanya pemahaman tersebut kemungkinan seseorang akan merasa lebih dan bersikap lebih baik untuk mengontrol dirinya agar lebih bijaksana dan menghargai satu sama lain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H