Mohon tunggu...
Islah oodi
Islah oodi Mohon Tunggu... Penulis - Wong Ndeso

Penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Malam

21 Februari 2021   18:05 Diperbarui: 21 Februari 2021   18:17 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sia-sia bagaiaman?"

"Sia-sia aku bertanya padamu, toh, itu tak akan membuat rasa penasaranku hilang sebab kamu sendiri yang tetap membuat aku penasaran."

Ia malah tertawa. Saat ia tertawa kutatap wajahnya. "Oh, Tuhan cantik nian perempuan ini," batinku.

"Kamu tahu kenapa terus penasaran denganku?"

Aku menggeleng kepala.

"Karena kamu jatuh cinta padaku." Ia jawab sendiri disusul tawanya yang pecah kembali. Aku tatap wajahnya lagi saat ia masih tertawa. Benar! Hatiku merasakan sesuatu yang asing. Ada rasa kenyamanan saat di dekatnya dan ada rasa kebahagiaan saat melihat ia tetawa bahagia, sebuah rasa yang selama ini tak pernah kujumapi dalam hati.

"Dan rasa penasaranmu tak akan terobati kecuali kamu dapatkan dan miliki ia yang membuatmu penasaran. Itulah cinta," pungkasnya.

Aku tetap terdiam. Mungkin ia benar segala rasa penasaranku selama ini tak lain karena ada rasa cinta yang kurasa. Jika tanpa rasa cinta mungkin tak sampai aku memata-matainya hingga sampai seperti ini.

"Tetaplah di sini. Tunggulah, akan ada sesuatu yang membuatmu tambah penasaran dan terus bertambah."

Kembali diam. Suasana taman semakin sepi. Tak ada lagi lalu lalang orang-orang yang terlihat di sekitar sini. Melihat jam tangan yang melingkar di pergelanganku ternyata telah menunjukan jam setengah dua dini hari. Lalu, apa lagi yang harus ditunggu? Segala pertanyaanku seketika sirna saat dari jauh tampak perempuan tua yang mendekati kami. Perempuan itu mendekati , semakin dekat dan tepat kini berdiri di depan kami.

"Maaf telat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun