Kepala Baron menghantam tumpukan batu belah sisa fondasi. Darah memuncrat dan perlahan-lahan rasa sakit peluru yang bersemayam dalam kakinya hilang terganti pandangan matanya yang semakin gelap ... Gelap dan gelap. Baron tak sadarkan diri. Baron sempat melihat beberapa polisi telah mengerumuni dirinya hingga perlahan gambaran-gambaran polisi sirna seiring raga Baron diam tak lagi bergerak untuk selama-lamanya.
***
Sedang jauh dari tubuh Baron yang kini bersimbah darah seorang wanita berbaring di atas ranjang dalam ruang dua kali dua meter sama juga sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya melahirkan darah daging buah hati dari suaminya yang bernama Baron dibantu oleh bidan yang didatangkan oleh ibu-ibu tetangga kontrakan. Tak lama tangis bayi suci terdengar memecah keheningan malam.
"Bayinya perempuan. Cantik seperti ibunya," ucap Bidan pada istri Baron yang masih berbaring lemah. Matanya berkaca-kaca bahagia sambil menatap genteng-genteng dinding rumah kontrakannya. Dalam hatinya berbisik dan berdoa, "di mana kini, Bang Baron? Ia janji tidak sampai tengah malam akan pulang ke rumah. Bang Baron pulanglah cepat, anak kita sudah lahir. Ya Tuhan, semoga Engkau lindungi suamiku dari segala macam mara bahaya."
Cilacap: 17-Feb-21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H