Mohon tunggu...
Isky Fatimah
Isky Fatimah Mohon Tunggu... Freelancer - an L

Pecinta warna biru yang hobinya ngobrol sama diri sendiri sebelum tidur.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kisah Saya Rutin Konsumsi Mi Instan Selama 20 Tahun, dari Kebiasaan hingga Kecanduan

28 Maret 2021   16:26 Diperbarui: 28 Maret 2021   16:47 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang makan mi instan (Sumber gambar: Shutterstock)

Hal ini terus menjadi kebiasaan hingga saya masuk sekolah. Dari SD sampai dengan SMK, sarapan pagi saya selalu mi instan. Setiap pagi, setiap hari.

Ilustrasi mi instan. Sumber foto: Shutterstock/numlpphoto
Ilustrasi mi instan. Sumber foto: Shutterstock/numlpphoto
Mi instan memang sangat "cocok" untuk sarapan pagi saya. Selain menjadi "makanan pokok", mi instan juga sangat praktis dimakan sebelum berangkat sekolah karena pembuatannya yang mudah dan cepat sehingga Ibu saya tidak perlu repot di dapur subuh-subuh.

Tidak jarang juga saya makan mi instan sebanyak 2 kali dalam sehari. Pertama saat sarapan pagi di sekolah, dan kedua saat jam istirahat di sekolah.

Menu mi instan memang menjadi menu wajib di kantin setiap sekolah dan saya adalah orang yang menjadi pelanggan tetap lapak penjual mi instan di kantin ketika SD, SMP, dan SMK.

Tentu saja kelakuan saya ini tanpa sepengetahuan orangtua. Kalau mereka bertanya "Isky di sekolah tadi makan apa?" maka saya akan menyebutkan nasi goreng, nasi uduk, siomay, gorengan secara bergantian setiap hari. Hehehe...

Tapi kecanduan itu sedikit berkurang setelah saya lulus kuliah. Semenjak saya lebih sering di rumah, saya patuh hanya makan mi instan sebanyak 1 kali dalam sehari.

Ini memang masih buruk, tapi setidaknya ada sedikit perbaikan. Setidaknya saya tidak berbohong lagi ke orangtua.

Terkait dampaknya bagi kesehatan tubuh saya, sejujurnya hingga hampir 20 tahun saya rutin konsumsi mi, saya (belum) tidak pernah terkena penyakit serius yang disebabkan oleh mi instan.

Saya sadar betul bahwa suatu hari nanti mi instan yang sudah bersarang di tubuh saya akan menunjukkan keganasannya.

Tidak merasakan dampak makan mi instan bukan berarti saya bebas dari penyakit yang disebabkan oleh makanan tersebut.

Banyak orang di luar sana yang sudah merasakan dampaknya dan saya belum mendapat gilirannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun