Mohon tunggu...
Iska Wahyu Sulistyawan
Iska Wahyu Sulistyawan Mohon Tunggu... Lainnya - Newbie

Aparatur Sipil Negara di Kementerian Keuangan, menyelesaikan pendidikan Sarjana di STIE Perbanas Jakarta dan kemudian melanjutkan program MBA di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta serta MSc in Strategic Management di Rotterdam School of Management, Erasmus University Rotterdam.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pasang Surut Perencanaan Strategis Sektor Publik

2 Desember 2020   16:10 Diperbarui: 2 Desember 2020   16:21 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa model konsep planning menyatakan bahwa planners dapat memberikan pilihan bagi manajer dalam intepretasi lingkungan internal dan eksternal organisasi. 

Arie de-Geus, seorang praktisi dan ahli teori bisnis asal Belanda mengeluarkan opini yang cukup unik dengan mengatakan tujuan sebenarnya dari perencanaan yang efektif adalah tidak untuk menyusun rencana tetapi mengubah mental/mindset dari pengambil keputusan.

Planners sebagai katalis

Peran sebagai katalis sering dianggap sebagai tugas yang paling menantang bagi seorang perencana. Menjadi katalis berarti seorang perencana tidak masuk ke dalam black box proses penyusunan strategi, namun memastikan bahwa black box tersebut dipenuhi oleh manajer yang aktif  dalam berpikir secara kreatif untuk masa depan organisasi. 

Dalam melaksanakan peran ini, perencana dapat melakukan provokasi (challenge) dengan mengajukan pertanyaan sulit atau mempertanyakan asumsi-asumsi konvensional yang digunakan dalam menyusun strategi.

2 macam tipe Planners

Berjalannya fungsi-fungsi dari planner sebagaimana disebutkan diatas, juga dipengaruhi oleh karakteristik dari planner itu sendiri. Dua karakteristik dasar manusia (minztberg 1994) yaitu bertipe analytic thinker dan creative thinker sangat mempengaruhi tipe perencana yang ada pada saat ini. Istilah yang banyak digunakan untuk merepresentasikan kedua tipe perencana tersebut yaitu right handed planner dan left handed planner.

Right handed planner lebih dekat dengan image perencana konvensional yang lebih fokus untuk menciptakan keteraturan dalam organisasi. Hal tersebut didukung dengan kondisi lingkungan yang less flexible  dan proses kerja yang sangat sistematis. Perencana semacam ini selalu berbasis pada hard data dengan studi analisis yang kuat untuk memastikan pertimbangan yang memadai dalam memutuskan dan implementasinya.

Perencana pada Lembaga Pemerintah lebih kental bertipe right handed planner. Hal ini dipengaruhi faktor dimana sektor publik merupakan dunia yang highly regulated dengan peraturan-peraturan yang sangat mengikat dan mengedepankan keteraturan.

Di sisi lain, left handed planner lebih berkarakter creative thinker yang lebih terbuka dalam proses perumusan strategi dengan pendekatan soft analysis. Orang semacam ini cenderung menggali strategi di tempat/sumber yang tidak biasa dan mendorong pihak lain untuk juga berpikir strategis. Selain itu, ia juga lebih menggunakan pendekatan yang intuitif yang identik dengan otak kanan.

Satu hal yang dapat diyakini adalah tidak ada tipe yang lebih baik dari tipe lainnya. Hal tersebut ditentukan karakteristik organisasi dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Namun, untuk pengembangan perencanaan sektor publik di Indonesia, patut dicoba kedua kombinasi tipe perencana di atas untuk menghasilkan terobosan dan inovasi dalam hal  perencanaan sektor publik yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun