Sumber berita :Â http://alabaspos.com/view/7/1606/Tikar-Gayo-Jangan-Sampai-Tinggal--Kenangan.html
Blangkejeren | alabaspos.com – Kaum wanita dan ibu rumah tangga di Kabupaten Gayo Lues pada umumnya terampil meracik daun pandan berduri menjadi tikar,hingga sering disebut tikar Gayo, hampir setiap usai turun kesawah, pekerjaan yang lakoni anak-anak, remaja maupun orang dewasa khususnya wanita, membuat tikar,atau menganyam tikar merupakan kebiasaan yang telah ada secara turun temurun.
Namun seiring berjalanya waktu, pekerjaan membuat Tikar yang sudah turun temurun itu semakin ditinggalkan masyarakat Gayo Lues, banyak orang dewasa maupun anak-anak yang tinggal dipedalaman dataran tinggi ini tidak mau lagi belajar membuat tikar karena dinilai pekerjaan yang rumit. "membuat Tikar Gayo memang sangat sulit, dan harus berhati-hati dari duri yang melekat diseluruh deretan daun pandan, jika tidak, tangan dantubuh kita bisa dipenuhi goresan duri daun pandan yang masih segar" kata Nurlela Inen Rosidawati (50) salah satu pengrajin tikar Gayo dari Desa Leme kecamatan Blangkejeren Gayo Lues saat bertemu dengan Wartawan Rabu (10/10/2012) saat mengambil Daun Pandan berduri.
Nenek Dua Cucu itu mengatakan, untuk membuat tikar Gayo dimulai dengan mengambil daun pandan berduri dari batang yang biasanya hidup di semak-semak berair, kemudian di kumpulkan dan dipotong-potong dengan ukuran yang akan dibuat. Setelah itu, daun pandan yang sudah terkumpul dibawa kerumah untuk dilakukan proses pengambilan duri dengan cara mengiris mengunakan tali, baru proses selanjutnya di rebus dan dijemur dipanasnya matahari. Setelah daun kering, proses selanjutnya dilakukan melembutkan daun yang disebut Enlagus pertama, kemudian di rebus lagi sambil melakukan proses pembuatan warna dengan sesuai keinginan pengrajin.
"kalau sudah dibuat warna, biasanya daun pandan dikeringkan lagi beberapa hari, kemudian dihaluskan, dan diracik menjadi tikar sesuai dengan ukuran maupun pesanan, salah-salah, tikar yang dibuat tidak bagus dan tidak akan laku dijual dipasaran" katanya. Membuat tikar Gayo, Nek Nurlela biasanya bisa menyelesaikan satu tikar mulai dari proses pengambilan daun hingga bisa dujual ke konsumen memakan waktu hingga 15 hari, dan setiap sehelai tikar dijual dengan harga Rp 100 Ribu hingga 150 Ribu. Tetapi jika ukuran yang dibuat Nek Nurlela lebih kecil, atau berukuran 3X8 Meter, proses pembuatanya hanya sekitar satu minggu, dan harganyapun hanya berkisar dari Rp 70 ribu hingga Rp 80 Ribu.
"kalau musim sekarang, penjualanya sangat mudah, bahkan sebelum siap, sudah ada yang memberikan uang panjar, tetapi ada juga yang memesan hingga beberapa tikar untuk dibawa ke Aceh tengah, Kota Cane maupun ke Medan" jelasnya. Berkurangya pengrajin tikar Gayo, Nek Nurlela mengatakan "anak-anak sekarang tidak mau lagi membuat Tikar, mereka lebih memilih bermain dan menonton TV, bahkan banyak anak-anak, remaja dan orang dewasa sekarang tidak bisa membuat tikar" ucapnya.
Nek Nurlela berharap, Pemerintah daerah bisa memberikan bantuan modal kepada pengrajin tikar Gayo yang asli di setiap desa-desa, karena jika tidak, para pembuat tikar di Gayo Lues akan ditinggalkan warga. "kalau bisa setiap tahun diadakan pelatihan-pelatihan membuat Tikar Gayo untuk anak-anak, supaya meracik Tikar Gayo tidak hilang ditelan era Moderen sekarang ini" pintanya. (Anuar Syahadat)
Berita 2: Gayo Lues Siap Diri Sebagai Tuan Rumah Dekranasda Aceh
Sumber berita :Â http://alabaspos.com/view/1/1685/Gayo-Lues-Siap-Diri-Sebagai-Tuan-Rumah-Dekranasda-Aceh.html
Blangkejeren | alabaspos.com – Kabupaten Gayo Lues yang telah ditunjuk sebagai tuan rumah dalam rangka Rakerda Dekranasda dan Pameran produk dari dekranasda Aceh menyatakan sudah menyiapkan diri.
"berbagai sarana dan prasarana sudah kita siapkan,baik lokasi Rakerda maupun lokasi pameran, saat ini panitia pelaksana beserta tim dari Banda Aceh sedang melaksanakan pertemuan untuk membahas masalah Rakerda maupun lokasi pameran, yang jelas kita siap menjadi tuan rumah, walaupun dalam kondisi waktu yang agak mepet" ujar Hj.Salamah ketua Dekranasda Gayo Lues. kepada alabaspos.com di pendopo Bupati rabu 14/11/2012.