Dalam lingkup yang lebih luas, anak-anak milenial hari ini juga sedang hidup di era kesuksesan besar anak seusia mereka, di banyak lini kehidupan.
Ada pendiri Facebook, ada pendiri Google, ada pendiri Ruang Guru, ada pendiri Gojek. Semuanya adalah anak-anak muda yang meraih sukses di usia muda. Mereka jadi panutan dan teladan. Kalau dia bisa, mengapa saya tidak.
Tapi di luar seribu kemudahan, kemungkinan dan teladan yang ada, anak muda tetap perlu mengenal tangga: tidak ada yang bisa naik ke atas kecuali dengan melewati anak tangga.
Semua dimulai dari langkah pertama di atas anak tangga pertama. Semakin tinggi melangkah, kaki akan cepat letih sekaligus semakin kuat. Sejatuh-sejatuhnya orang yang sedang menapaki tangga, dia masih punya pegangan tangan agar tidak langsung merosot ke anak tangga pertama.
Ilmu dan wawasan tangga itu tidak hanya perlu dicoba tapi juga baik untuk dijajal. Berulang kali. Sampai kaki mereka kapalan.
Tujuannya satu: agar anak muda menikmati anak tangga. Agar mereka tahu ada anak tangga, dan tahu cara menikmatinya.Â
Sehingga di anak tangga ke berapapun dia berada, dia sudah siap. Siap untuk terus naik. Juga siap untuk menghadapi kemungkinan yang membuatnya mundur selangkah dua langkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H