Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Belajar dari Google Plus yang Dikubur Hidup-hidup

2 April 2019   08:33 Diperbarui: 2 April 2019   09:20 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Google Plus

Dari sisi pengelolaan konten, Google Plus memang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan Facebook. Misalnya, setiap konten yang dibagikan ke Google+ akan lebih cepat terindeks dalam mesin pencari Google. Tapi jelas fitur itu hanya berguna buat pembuat konten dan pencari klik, bukan fitur yang dibutuhkan oleh netizen kebanyakan.

Belajar dari Ditutupnya Google+

Mungkin hari ini tidak terlalu banyak yang menangisi kepergian Google Plus yang memang sudah lama ditinggal pergi pengguna. Saya pun tidak, sama seperti saat Path ditutup, saya tidak menangisinya. Kondisi ini bisa menjadi pemaklum dari ditutupnya produk tersebut.

Pelajaran yang bisa dipetik dari penutupan Google Plus adalah: tidak mudah membuat produk digital, bahkan bagi raksasa Google sekalipun. Penutupan sebuah produk digital mungkin terlihat sebagai sebuah kegagalan. Tapi sejatinya, langkah tersebut merupakan aksi penyelamatan dari terbuangnya sumber daya sia-sia untuk sesuatu yang tidak lagi memiliki alasan untuk hidup. Perusahaan pun bisa lebih fokus mengembangkan apa yang menjadi bisnis intinya.

Dan di era globalisasi digital saat ini, menjadi lokal dan menjadi spesialis memberikan peluang bisnis lebih besar dibandingkan menjadi global dan generalis.

Target yang harus dikejar bukan lagi memberikan layanan kepada semua orang, tapi memberikan kepuasan kepada spesifik orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun