Buku SGK 2017
Seperti tahun sebelumnya, kegiatan sekolah tahun ini juga diabadikan dalam bentuk buku. Tujuannnya tentu bukan sebagai bentuk dokumentasi apalagi wujud narsis para peserta. Tapi untuk menyebarkan ilmu dan pengalaman yang dihasilkan setelah proses pendidikan selama enam bulan berlalu.
Saat meminta saya menjadi salah seorang narasumber, Mbak Wrenges juga mengharapkan saya menangani penerbitan buku ini sebagai editor. Tapi masalahnya, tenggat waktu yang ditetapkan sangat mepet. Saya hanya punya waktu satu minggu. Dan kualitas tulisan yang dibuat oleh para peserta juga sangat beragam.
Setelah pelatihan yang hasil akhirnya adalah buku, para peserta langsung saya minta membuat satu artikel tentang kebangsaan, kebinekaan dan keragaman. Mereka saya kasih waktu 24 jam untuk menyelesaikan tugas. "Kalian boleh melanjutkan naskah yang tadi dibuat dan sudah dibahas atau membuat tulisan yang baru," kata saya menjelaskan teknisnya.
Berhubung buku ini dibuat untuk dibaca publik, isinya pun tidak serta-merta menampung semua tulisan yang masuk. Sedari awal saya mewanti-wanti peserta, hanya tulisan bagus yang akan dimuat. Saya minta mereka mencurahkan semua pengalaman, wawasan dan pemikiran yang mereka peroleh selama bersekolah di SGK.
Buku bersampul hijau yang diluncurkan bersama akhir minggu lalu ini merupakan buku edisi terbatas. Mbak Wrenges menjelaskan, YCG sedang mempersiapkan terbitan edisi perdana, lengkap dengan ilustrasi dan foto-foto pendukung, yang hasilnya akan didistribusikan ke masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H