Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita di Balik Buku "Berguru, Berbaur, Bersatu"

12 Desember 2017   10:08 Diperbarui: 12 Desember 2017   10:43 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbak Henny dan Muchlisin, Kepsek SGK 2917. (@iskandarjet)

Foto bareng guru generasi now dan generasi old. (@iskandarjet)
Foto bareng guru generasi now dan generasi old. (@iskandarjet)
Menurut Wrenges, salah satu tantangan terberat dari kegiatan tersebut adalah menjaga komitmen para peserta untuk terus aktif dalam 14 kali pertemuan. "Dari 35 peserta, yang aktif sekitar 25 sampai 30 orang," ungkapnya. Masalah ini tak lepas dari rutinitas mereka di sekolah dan kegiatan harian mereka di keluarga dan masyarakat.

Buku SGK 2017

Seperti tahun sebelumnya, kegiatan sekolah tahun ini juga diabadikan dalam bentuk buku. Tujuannnya tentu bukan sebagai bentuk dokumentasi apalagi wujud narsis para peserta. Tapi untuk menyebarkan ilmu dan pengalaman yang dihasilkan setelah proses pendidikan selama enam bulan berlalu.

Saat meminta saya menjadi salah seorang narasumber, Mbak Wrenges juga mengharapkan saya menangani penerbitan buku ini sebagai editor. Tapi masalahnya, tenggat waktu yang ditetapkan sangat mepet. Saya hanya punya waktu satu minggu. Dan kualitas tulisan yang dibuat oleh para peserta juga sangat beragam.

Salam Pancasila bersama para peserta SGK 2017. (@iskandarjet)
Salam Pancasila bersama para peserta SGK 2017. (@iskandarjet)
Mengingat besarnya kebaikan yang tersimpan dalam buku ini, saya pun mengiyakan dengan satu syarat: saya akan melakukan apapun agar pesan yang disampaikan para peserta dapat dipahami dengan baik oleh para pembaca. 'Melakukan apapun' itu termasuk merancang isi buku, menulis-ulang tulisan-tulisan yang ada, dan menyunting semua naskah di dalamnya. Saya tidak ingin buku ini hanya menjadi kumpulan tulisan. Standard saya adalah buku yang kualitas isi dan sajiannya menyatu dalam satu bundel.

Setelah pelatihan yang hasil akhirnya adalah buku, para peserta langsung saya minta membuat satu artikel tentang kebangsaan, kebinekaan dan keragaman. Mereka saya kasih waktu 24 jam untuk menyelesaikan tugas. "Kalian boleh melanjutkan naskah yang tadi dibuat dan sudah dibahas atau membuat tulisan yang baru," kata saya menjelaskan teknisnya.

Berhubung buku ini dibuat untuk dibaca publik, isinya pun tidak serta-merta menampung semua tulisan yang masuk. Sedari awal saya mewanti-wanti peserta, hanya tulisan bagus yang akan dimuat. Saya minta mereka mencurahkan semua pengalaman, wawasan dan pemikiran yang mereka peroleh selama bersekolah di SGK.

Para peserta mengangkat buku SGK 2017 sampul hijau di acara peluncuran, seperti diliput Harian Kompas edisi Senin (11/12) kemarin. (Muchlisin)
Para peserta mengangkat buku SGK 2017 sampul hijau di acara peluncuran, seperti diliput Harian Kompas edisi Senin (11/12) kemarin. (Muchlisin)
Singkat cerita, 30 tulisan yang dinanti masuk ke kotak email saya. Beberapa tidak sanggup memenuhi tenggat 24 jam, tapi kemudian berhasil menyelesaikan tugas di kesempatan kedua. Tulisan-tulisan itu saya masukkan ke dalam tiga bab pertama. Sedangkan bab keempat berisi laporan tiap-tiap pertemuan yang disusun oleh panitia.

Buku bersampul hijau yang diluncurkan bersama akhir minggu lalu ini merupakan buku edisi terbatas. Mbak Wrenges menjelaskan, YCG sedang mempersiapkan terbitan edisi perdana, lengkap dengan ilustrasi dan foto-foto pendukung, yang hasilnya akan didistribusikan ke masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun