Ini bukan pentas yang dikerjakan oleh profesional, tapi ajang belajar buat para pelajar.
Dalam proses pementasan ini, semua pendidikan-karakter diuji. Mulai dari kreatifitas, tanggungjawab, kemandirian, kerjasama, kerja keras sampai kedisiplinan dan kepemimpinan. Semua santri satu angkatan terlibat dan dilibatkan. Begitu juga dengan para guru, khususnya para wali kelas.
Penyelenggara PG (juga DA) diberi waktu sekian bulan untuk mempersiapkan acara. Dan semua persiapan dan pelaksanaan dilakukan sepenuhnya oleh santri, dibantu oleh guru-guru pembimbing.
Mulai dari penyusunan panitia, pengumpulan dana, pencarian sponsor, pengembangan konsep, penggarapan detil tiap-tiap pertunjukan, sampai latihan, menyiapkan kostum dan tata rias, lalu menghias panggung nan megah, lengkap dengan segala keperluan pertunjukan.
Minimal satu bulan penuh para pemain dan peserta berlatih, dimulai sejak masa penerimaan santri-baru usai. Mereka menyebar di sudut-sudut kampus dalam kelompok-kelompok pentas: Drama, hadroh, talkshow, wayang orang, tari, seni bela diri, grup vokal, dan banyak lagi.
Berbeda dengan Drama Arena yang acaranya hanya diisi oleh anak kelas 5, pentas Panggung Gembira melibatkan santri-santri kelas satu sampai kelas empat.
"Panggung Gembira adalah puncak dari Pekan Perkenalan Khutbatul 'Arsy yang melibatkan seluruh santri kelas enam siswa akhir KMI 2018 (sebanyak 700an orang), bersama sekitar 500 santri dari kelas satu sampai kelas empat," demikian sambutan Ketua Panggung Gembira 692 Inspiring Generation.
Tahun ini, sedikitnya 1200 santri terlibat dalam pertunjukan PG!
Keterlibatan santri kelas satu sampai kelas empat ini baru dilakukan mulai tahun 2000-an. Dengan tambahan personel di luar siswa kelas enam, pertunjukan-pertunjukan di atas panggung dirancang lebih kolosal dan spektakuler. Dan saya menikmati semua atraksi massal itu dengan mata terbuka lebar.