Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Berpuasalah untuk Tuhanmu

6 Juni 2016   15:54 Diperbarui: 8 Juni 2016   13:42 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Anda bilang ‘saya sedang puasa’, bukti apa yang bisa menguatkan klaim tersebut? Apa yang bisa meyakinkan lawan bicara bahwa sebelum dan setelah pernyataan itu diucapkan, Anda tidak makan dan minum. Kalau pun secara fisik Anda menahan lapar, dan orang lain bisa dengan jelas menyaksikan Anda tidak makan dan minum dari imsak sampai beduk magrib, Anda masih harus membuktikan bahwa sepanjang waktu yang sama Anda terus-menerus menahan hawa nafsu.

Selain bentuknya yang berbeda, praktek dan sistem puasa juga unik, berbeda sama sekali dari ibadah wajib lainnya. Durasi puasa jauh lebih lama dari shalat yang hanya sekian menit kali lima. Puasa harus dilakukan selama matahari terbit, dan baru boleh dilepas setelah matahari terbenam. Puasa harus dilakukan terus-menerus, mulai dari sebelum waktu Subuh sampai Maghrib tiba, sambil melakukan kegiatan sehari-hari, di mana pun Anda berada. Berbeda dengan shalat yang dilakukan tuntas di waktu dan tempat khusus, dalam arti kita tidak melakukan kegiatan lain saat shalat dan tidak ada kegiatan lain yang mengganggu ibadah shalat.

Itulah mengapa, orang Islam yang sedang berpuasa akan terdorong untuk melakukan ibadah wajib dan sunnah lain yang kerap ditinggalkannya seperti shalat dan zakat. Itulah sebabnya bulan Ramadhan istimewa karena rancangan ibadah di dalamnya sama sekali berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Itulah sebabnya hanya di bulan ini Allah meletakkan lailatul qadar, malam yang ganjaran pahalanya setimpal dengan ibadah seribu bulan.

Allah swt sengaja menciptakan Ramadhan agar hamba-Nya, setiap tahun sekali, mendapatkan kesempatan kedua untuk menghisab dirinya sendiri (self-assessment). Mengukur level kedekatan hatinya dengan Tuhannya. Mendorong dirinya beribadah tanpa henti sepanjang bulan. Menguji dirinya sendiri lewat puasa--yang dengan mudah dia manipulasi wujudnya.

Dan, berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya, Allah swt menegaskan bahwa puasa itu untuk diri-Nya. Dan Allah akan langsung memberikan balasan untuk setiap puasa yang dilakukan hamba-Nya. Rasulullah saw bersabda, “Semua amalan Bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

Mari riah kesempatan ini. Berpuasalah untuk Tuhanmu. Karena Dia ada untukmu.

#ayopuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun