Ketika Anda bilang ‘saya sedang puasa’, bukti apa yang bisa menguatkan klaim tersebut? Apa yang bisa meyakinkan lawan bicara bahwa sebelum dan setelah pernyataan itu diucapkan, Anda tidak makan dan minum. Kalau pun secara fisik Anda menahan lapar, dan orang lain bisa dengan jelas menyaksikan Anda tidak makan dan minum dari imsak sampai beduk magrib, Anda masih harus membuktikan bahwa sepanjang waktu yang sama Anda terus-menerus menahan hawa nafsu.
Selain bentuknya yang berbeda, praktek dan sistem puasa juga unik, berbeda sama sekali dari ibadah wajib lainnya. Durasi puasa jauh lebih lama dari shalat yang hanya sekian menit kali lima. Puasa harus dilakukan selama matahari terbit, dan baru boleh dilepas setelah matahari terbenam. Puasa harus dilakukan terus-menerus, mulai dari sebelum waktu Subuh sampai Maghrib tiba, sambil melakukan kegiatan sehari-hari, di mana pun Anda berada. Berbeda dengan shalat yang dilakukan tuntas di waktu dan tempat khusus, dalam arti kita tidak melakukan kegiatan lain saat shalat dan tidak ada kegiatan lain yang mengganggu ibadah shalat.
Itulah mengapa, orang Islam yang sedang berpuasa akan terdorong untuk melakukan ibadah wajib dan sunnah lain yang kerap ditinggalkannya seperti shalat dan zakat. Itulah sebabnya bulan Ramadhan istimewa karena rancangan ibadah di dalamnya sama sekali berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Itulah sebabnya hanya di bulan ini Allah meletakkan lailatul qadar, malam yang ganjaran pahalanya setimpal dengan ibadah seribu bulan.
Allah swt sengaja menciptakan Ramadhan agar hamba-Nya, setiap tahun sekali, mendapatkan kesempatan kedua untuk menghisab dirinya sendiri (self-assessment). Mengukur level kedekatan hatinya dengan Tuhannya. Mendorong dirinya beribadah tanpa henti sepanjang bulan. Menguji dirinya sendiri lewat puasa--yang dengan mudah dia manipulasi wujudnya.
Dan, berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya, Allah swt menegaskan bahwa puasa itu untuk diri-Nya. Dan Allah akan langsung memberikan balasan untuk setiap puasa yang dilakukan hamba-Nya. Rasulullah saw bersabda, “Semua amalan Bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Mari riah kesempatan ini. Berpuasalah untuk Tuhanmu. Karena Dia ada untukmu.
#ayopuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H