Wajahnya chubby dengan segaris bulu halus di bawah hidungnya. Anaknya lincah, supel dan rame. Untuk ukuran santri, putra pertama pengusaha ikan di Pangandaran ini kurang ‘stylish’. Pakai sarungnya tidak rapi. Buntelan yang melilit pinggangnya terlihat besar lantaran dia mengenakan kain sarung ukuran orang dewasa. Pecinya juga ketinggian untuk ukuran santri baru. Dia pakai ukuran Sembilan sentimeter—bukan ukuran standar tujuh senti.
Pokoknya gak Gontor banget, dah!
Tapi, meskipun baru lulus SD, dia sudah lancar bicara bahasa Inggris. Ngomongnya cas cis cus. Itu sebabnya dia cukup menonjol dan cepat dikenal di kalangan santri baru Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus Dua yang berjarak hanya enam kilometer dari Gontor Satu, Ponorogo, Jawa Timur (sekitar 30 kilometer dari Madiun ke arah Pacitan).
Demikian deskipsi yang ditulis Ali Amin tentang sosok putra Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang baru saja meninggal dunia, kemarin (18/1/2016). Ali Amin adalah alumnus Gontor yang pernah menjadi guru dan pembimbing asrama Panji saat dia mondok di Gontor 2 pada tahun 1996.
Panji dikabarkan meninggal dunia di rumahnya di kota Naples, Florida, Amerika Serikat. Waktu dan penyebab kematian belum dapat dipastikan, namun dugaan awal yang disampaikan pihak keluarga adalah karena gagal jantung. Dia ditemukan seorang diri di kamarnya, dan serangan jantung diduga terjadi saat dia sedang tidur.
Saat ini, jenazah ayah satu anak yang oleh orangtua dan teman-teman pondoknya akrab dipanggil Hilman tersebut masih berada di Naples dan dalam proses pemulangan ke Indonesia untuk kemudian dimakamkan di tanah kelahirannya, Pangandaran, Jawa Barat.
Lewat akun Facebook-nya, Ali mengenang kembali saat-saat dia mengajarnya mengaji, memimpin lari pagi, mengurusi kiriman uang dan paket dari keluarganya, dan menghukumnya karena melanggar disiplin dan tidak berbahasa Arab.
Panji bersama ratusan murid lain merupakan santri angkatan pertama yang belajar di Gontor 2 pada tahun 1996. Pada tahun yang sama, saya dan Ali baru saja lulus dari Gontor bersama 300 alumni lainnya, dan mendapatkan tugas mengajar di banyak pondok pesantren yang menerapkan sistem pendidikan ala Gontor. Ali Amin ditugaskan mengabdi di Gontor 2 Ponorogo, sedangkan saya di Pondok Modern Al-Kautsar, Pekanbaru, Riau.
Status Facebook yang dibuat Ali itu sontak mendapat ucapan belasungkawa dari teman-teman Panji di Gontor 2. Mereka mengomentari status tersebut dengan tambahan cerita dan memori bersama almarhum.
Teman-temannya di Gontor menggambarkan sosok Panji sebagai pribadi yang akrab bergaul dan senang membagi makanan kepada teman-temannya. Tubuhnya agak gendut, tapi bersih. “Hilman dulu anaknya gendut, kalo pake baju suka kegedean bajunya...,” tulis Dodi Yudistira, teman seangkatan saya yang juga pernah menjadi guru almarhum.
Selama belajar di pondok, Panji lebih sering terlihat dijenguk oleh neneknya, seperti dituturkan Juhadi, salah seorang guru angkatan perdana Pondok Modern Gontor Kampus 2, Madusari, Siman, Ponorogo.
Teman almarhum lainnya, Djamaluddin Perawironegoro, mengaku punya kesan mendalam terhadapnya. Pasalnya, dia sempat mendapuk Panji sebagai guru bahasa Inggrisnya selama di Gontor 2. “Dulu paling ga enak klo diteriakin sm Ust Ishlahuddin gara2 ga bisa atau ga jawab exercise bahasa Inggris, Makanya sy belajar sm Hilman (Panji Hilmansyah). Semoga jariyah Bahasa Inggris yg disampaikan sm sy mengiringi di akhirat sana. Allahumma Amin,” ungkap Djamaluddin.
Harap maklum, Gontor memang mewajibkan santri-santrinya berbahasa Arab dan Inggris setiap minggu secara bergantian. Sehingga santri dengan modal bahasa seperti Panji disukai banyak orang—yang ingin cepat mahir bicara bahasa Inggris.
Ali Machrus, teman sekamar almarhum, mengingat putra Menteri Susi ini sebagai orang yang ceria, baik dan tidak pernah marah. "Yang pasti dia gak pernah terlibat masalah sama teman," cerita Machrus.
Tapi di luar pergaulannya yang supel, Panji selalu batuk setiap malam sebelum tidur. “Ana kasihan banget dia selalu batuk terus-terusan. Ya Allah ampunilah segala dosanya dan semoga amal baiknya diterima Allah SWT. Amin,” lanjut Machrus yang tak ketinggalan menyampaikan apresiasinya kepada Panji yang tetap gigih belajar meski sedang sakit.
Mengomentari sakitnya tersebut, Ali Amin menduga batuk-batuk yang dialami kakak dari Nadine Kaiser dan Alvy Xavier itu karena faktor cuaca dan udara berdebu di saat pondok sedang gencar-gencarnya membangun gedung asrama dan sekolah.
Soal riwayat sakit almarhum, Menteri Susi mengungkapkan bahwa anak dari suami pertamanya itu memiliki riwayat asma. Fakta tersebut diceritakan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri usai melayat ke rumah duka. “"Bu Susi di dalam sempat cerita kalau Panji memang ada asma. Selain itu, ibu cerita juga kalau Panji cukup gemuk," ujar Hanif seperti dikutip KOMPAScom, Senin (18/1).
Memasuki bulan Januari 2016 lalu, almarhum yang berada di Amerika Serikat dalam rangka mengambil pendidikan instruktur pilot ini beberapa kali mengeluh sesak napas. Tapi berdasarkan catatan kesehatan sebelumnya, dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung, demikian Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian KKP, Lilly Aprilya Pregiwati.
Ikuti @iskandarjet di Twitter, Facebook dan Instagram.
Baca juga cerita lainnya:
Di Gontor, Tidak Ada Ujian Nasional! (Bagian 1)
Sensasi Wisata Bareng Gajah Menjelang Senja
Orang Brasil Ngomong “Aku Rapopo” dan "Cabe-cabean" (#RCTraveller)
Kisah Mencekam dari Selembar Struk Starbucks Skyline (#terorJakarta)
Yang Pertama dan Wah di Kabin Pesawat Kepresidenan RI (#KunkerPresiden 7)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H