Punya proyek sih boleh aja. Tapi apa harus grasak-grusuk gitu padahal proyeknya belum tentu sukses? Dan rakyat gak ada urusan dengan proyek yang gagal. Mereka bayar pajak buat membayari kebutuhan hidup presiden, para menteri, membayari kebutuhan keluarganya, pendidikannya, termasuk membayari biaya Arman belajar di negeri orang kayak gini, bukan buat melihat proyek-proyek gagal. Tapi buat merasakan keberhasilan dan kesuksesan gemilang yang diraih oleh presiden dan bawahan-bawahannya.
Arman berharap Bapak gak pernah masuk berita buat proyek yang gak jelas. Kalau boleh saran nih, Bapak kan sekarang lagi punya proyek juga tuh. Sebaiknya tetap dijalankan tanpa banyak janji dan gelar rencana sukses segala. Mbak Santi staf humas Bapak harus pandai-pandai menjelaskan apa yang sedang Bapak kerjakan. Nanti kalau sudah diuji coba berkali-kali dan selalu sukses, baru diumumkan. Itu pun harus dalam kondisi proyeknya sudah dalam proses produksi massal.
Arman yakin Bapak masih seperti dulu. Gak suka masuk tipi apalagi sambil pakai dasi merah yang dulu itu. Hihihi.. jadi geli ngingetnya. Udah gitu aja dulu ya, Pak. O iya, doain Arman lulus seleksi program pertukaran ke luar Eropa. Arman belum begitu paham detil programnya. Kemarin ada orang yang menghubungi dan suruh Arman siap-siap tes minggu depan.
Salam hangat selalu, Pa. Gara-gara Tucuxi, Arman jadi ngomong ngaco gini dah.
Salam buat Ibu, buat Yasmin, buat Rio dan buat semuanya yang lagi ada di rumah dan baca email ini bareng-bareng di depan komputer.
Senyum dari jau, peluk mesra selalu.
Wassalam
Arman Sudiro
Dari London yang masih dingin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H