Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Satu Ibu, Dua Belas Anak (2)

23 Desember 2011   08:34 Diperbarui: 22 Desember 2017   17:43 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap jelang berbuka, tiga meja panjang sudah memenuhi ruang makan. Tiga belas piring kosong dijajarkan mengitari meja. Beberapa mangkuk sayur diletakkan bagian tengah bersama lauk-pauk yang dibagi rata. Di ruang itu, semuanya laki-laki, hanya ada tiga orang wanita, yaitu ibu, kakak perempuan dan seorang pembantu. 

Saat semua sudah berkumpul di ruang makan, suasana gaduh akan menyemarakkan suasana. Satu sama lain saling bercanda dan melempar tawa. Setiap orang punya julukan yang berbeda-beda. Ada yang dipanggil si Black, Gepeng, Paul, Mantut, Belo dan banyak lagi. Menjelang Maghrib, ibu akan memimpin pembacaan zikir menjelang berbuka. Suasana pun berubah seperti di pengajian. 

Hingga saat ini, kesepuluh anak laki-laki ibu sudah menguasai ritual keagamaan dengan baik, dan setiap orang tidak hanya bisa mengaji, tapi juga bisa memimpin doa dan memimpin sholat. Tentunya termasuk anak perempuannya yang kini tinggal semata wayang. Modal agama itu saja sudah kami anggap cukup dan istimewa. 

Suasana hangat di antara anak cucu ibu masih bisa kami rasakan hingga sekarang, saat keluarga besar kami yang dikomandani oleh satu orang ibu sudah berjumlah 60 orang: 11 anak, 11 mantu, 34 cucu, 2 mantu cucu dan 2 

cicit. Pertengkaran dan perselisihan di antara kami tentu pernah terjadi. Maklum, mayoritas di sini adalah anak laki-laki yang masing-masing punya ego sendiri. Saya pun sering membayangkan betapa pusingnya menjadi seorang ibu saat 10 anak laki-laki dan satu anak perempuannya berselisih paham. Tentu dia tidak bisa membela yang satu dan mengalahkan yang lain. Setiap anak adalah buah hatinya. Setiap kepala berhak atas kasih sayang yang tak terhingga. Maka pada akhirnya, ketika ada perselisihan, setiap orang berusaha untuk saling mengalah. Dan mempercayakan ibu sebagai penengah yang paling bijak. 

Ada begitu banyak karakter di masing-masing anak ibu. Perlu sesi panjang sendiri untuk menceritakan sosok anak pertama hingga terakhir. Tapi di sini, di hari ibu ini, saya hanya ingin mengungkapkan betapa bangganya kami menjadi anak ibu. Menjadi bagian dari keluarga yang luar biasa besar ini. 

Mungkin saya pernah berharap dilahirkan menjadi anak tunggal atau hanya punya satu dua saudara saja. Dengan impian bisa mendapatkan kasih sayang yang lebih berlimpah. Tapi bila pun angan-angan itu terwujud, belum tentu saya dapat merasakan kebahagiaan dan keberuntungan bersama ibu dan baba tercinta. Karena kasih sayang ibu yang saya rasakan sungguh tiada tara. 

Cium hangat untuk ibu tercinta yang saat ini masih berjuang memulihkan penyakit tulang di punggungnya. 

Baca juga: Bu, Tidur dulu, Bu. Istirahat dulu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun