Mohon tunggu...
Zulkarnain El Madury
Zulkarnain El Madury Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Madura pada tahun 1963,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pemburu kebenaran yang tak pernah puas hanya dengan " katanya". Adalah Da'i Pimpinan Pusat Muhammadiyah peeriode 1990 sd 2007, selanjutnya sebagai sekjen koepas (Komite pembela ahlul bait dan sahabat) hingga 2018, sebagai Majelis Tabligh/Tarjih PC. Muhammadiyah Pondok Gede, Sebagai Bidang Dakwah KNAP 2016 -219 . Da'i Muhammadiyah di Seluruh Tanah air dan negeri Jiran ..pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia), Tinggal dijakarta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Taraweh 4-4-3 Adalah Batil?

22 Mei 2015   08:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:43 1877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14322593521067280749

Biasanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat setelah isya’ – yang oleh orang-orang dinamakan dengan shalat ‘atamah – sampai menjelang fajar sebanyaksebelas raka’atsalam pada setiap dua raka’at dan witir satu raka’at. Apabila mu’adzintelah mengumandangkan adzan fajar, dan fajar telah nampak jelas dan muadzinpun telah hadir, maka beliau shalat dua raka’at ringan (yaitu shalat sunnah fajar) kemudian berbaring di sisi badan yang kanan sehingga muadzin datang mengumandangkan iqamat” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 736].


Komparasi hadits, Hadist pertama dari Aisyah yang menyatakan tidak pernah meninggalkan 4-4-3 , di baca dari sudut pandang umumnya Rasulullah, sedangkan hadits kedua menunjukkan sebuah sholat yang dibaca Aisyah pada kejadian lain "kadang kadang" yang dijumpai Aisyah dari sebuah kejadian sholat malam Rasulullah, juga yang pernah melibatkan Ibnu Abbas dan sahabat lainnya. Keduanya tidaklah bertentangan. Justru itu merupakan kejadian lain yang terjadi dijaman Rasulullah shollallahu'alaihi wasallam.

Bagi yang masih meragukan empat empat setidaknya bisa melakukan telaah mendalam, guna mendapatkan kepastian kedudukan sholat dijaman Rasulullah, bukan karena banyak orang mengerjakan formula 2-2-2-2-2-1 atau 23 , 36 rakaat dan lainnya.  Lalu kita menjadi mudah menyalahkan yang lainnya. banyaknya  orang yang tidak menyukai sholat 4-4-3 tidaklah merupakan alsan menolak sholat 4-4-3, tetapi justru merupakan pengetahuan yang berbeda dari mereka. Dalam hal ini perlu membaca rujukan Muhammad Ibn Ismâîl al-Shan’âniy, Subul al-Salâm Syarh Bulûgh al-Marâm, vol. 2 h. 27. yang membenarkan sunahnya sholat 4-4-3.

Imam As-Shan’âniy itu berkata:


( يُصَلِّي أَرْبَعًا ) يُحْتَمَلُ أَنَّهَا مُتَّصِلَاتٌ وَهُوَ الظَّاهِرُ وَيُحْتَمَلُ أَنَّهَا مُنْفَصِلَاتٌ وَهُوَ بَعِيدٌ إلَّا أَنَّهُ يُوَافِقُ حَدِيثَ صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى

Menurut Imam As-Shan’âniy, “perkataan Aisyah:

(يُصَلِّي أَرْبَعًا )
يُحْتَمَلُ أَنَّهَا مُتَّصِلَاتٌ وَهُوَ الظَّاهِرُ

Mengandung dua kemungkinan makna: Pertama, makna zhahir, yaitu bahwa kata empat yang dimaksud menunjukkan bersambung (empat rakaat sekaligus). itu ketelitian Imam Shon'ani menyangkal ulama lainnya yang melarang empat empat tiga. Dan yang kedua beliau mengatakan :"

وَيُحْتَمَلُ أَنَّهَا مُنْفَصِلَاتٌ وَهُوَ بَعِيدٌ

Kedua, makna jauh, yaitu menunjukkan dipisah (empat rakaat tidak sekaligus).

إلَّا أَنَّهُ يُوَافِقُ حَدِيثَ صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun