Motto Mubahala Habib Rizq : "“Saya tantang semua orang-orang yang mengatakan saya Syi’ah. Bahkan saya tantang mereka mubahalah. Saya tantang dimana pun Anda berada, mari kita mubahalah. KALAU ANDA BENAR BAHWA SAYA SYI’AH, SAYA DILAKNAT OLEH ALLAH, MATI DALAM KEADAAN HINA. TAPI KALAU SAYA YANG BENAR, SAYA BUKAN SYI’AH, ANDA MEMFITNAH, ANDA YANG DILAKNAT ALLAH MATI DALAM KEADAAN HINA,” ujarnya dalam acara yang dihadiri oleh ribuan umat Islam"".[Kabar.Net]Tantangan "Mubahala" Habib Rizq ini meluap, dinding hidupnya tak mampu lagi menahan gemuruh amarah yang datang menerpa. Padahal seorang habib Rizq adalah seorang yang gigih mempertahankan prinsip dan kesabaran, tetapi baru menghadapi kata kata yang bersifat "tuduhan :" Habib Rizq Syiah", melonjak gemuruh di jiwanya, mengumbar kemarahan : " Mubahala ". Sebenarnya lontaran Habib Rizq tersebut tidak menguntungkan, bahkan meruugikan kapasitasnya sebagai cucu Nabi yang punya keberanian merazia berbagai warna maksiat.
Siapa yang tidak mengenal Habib Rizq, komandan tempur anti maksiat di NKRI, seorang yang kwalitas keislamannya, sehingga perjalanan hidupnya hanya diarahkan untuk tegaknya syariat di Indonesia. Mestinya lebih terkendali menghadapi nyanyian diluar, atau menanggapi dengan bahasa bahasa yang elegan yang menyenangkan pihak lain, meskipun tujuannya menolak tuduhan belaka.
Apalagi kalau Prinsip Imam syafii dipakai , sebagaimana yang diucapkan Habib Riziq di awal awal kajiannya ; "dituduh Rafidhi sekalipun, kalau kenyataannya termasuk orang yang mencinta ahlul bait, itupun tak dipungkiri oleh Imam Syafii". Sikap jelas Imam Syafii tanpak asasnya sangat kuat, dan ucapannya itu terdorong rasa cintanya kepada ahlul bait dan sahabat nabi. Tetapi tidak terlintas pada dirinya untuk menjadi sosok Rafidhi, yang menolak Ijma' wilayatul Islam dibawa pemimpin selain Ali. Karena faktor lain dalam Imam Syafii adalah penolakan terhadap Rafidhi, juga takfirnya Imam syafii terhadap Rafidhi, jelas kentara dalam memisahkan diri dari kelompok rafidhi, bukan bangga dengan Rafidhi. apa Kata Imam Syafii :" Lam Aroo Ahadan minar Rafidhi Illa Kaafiran [Aku Tak melihat seorangpun dari Rafidli meliankan dia sosok yang kafi]. Terus bagaimana dengan Habib Rizq yang menyandarkan pendapatnya pada Imam syafii yang lainnya, tanpa ucapan takfir Imam Syafii pada rafidi, itu tentu bisa menimbulkan dugaan lain , seolah Imam Syafii adalah rafidhi yang sejaran dengan syiah yang konon mencintai Ahlul bait menurut paramiter sekte itu sendiri.
Kalau dibaca lebih jauh lagi trasnkrip ceramah habib Rizq, justru indikasi kasi "HABIB RIZIQ ADALAH SYIAH", itu sangat jelas tertulis dari bantahan bantahan habib yang menyudutkan "Mu'awiyah dan Anaknya".Pembaca yang cerdas sudah pasti mengambil sikap "Mengira atau Menuduh dan Menyimpulkan" kalau Habib Rizq adalah Syiah . Sebab sepengatuan penulis, tidak ada kalangan ahlussunah waljamaah yang menyatakan celaan terhadap Mu'awiyah dan Putranya, bahkn berbagai pendapat ulama ulama seperti imam imam Fiqihpun diam dengan masalah yang terjadi pada waktu itu.
Masalah Husain Radhiya-Allahu'anhu meninggal dengan kepala dipenggal, itu masalah sejarah yang tak bisa didustakan, karena sebelum itu juga Ali bin Abi Thalib meninggal dengan perut tersobek, Usman meningal pada waktu mengaji dibantai oleh sekelompok orang dan Umar meninggal dengan bersimbah darah. Jadi tak perlu kita menjadi paranoid, cengeng menghadapi kenyataan sejarah. Yang jelas hati para ahlussunah mengutuk siapapun yang melakukan kedzaliman terhadap sahabat dan ahlul bait nabi. Hati semua orang Islam yang beriman pada Allah dan Rasulnya tak bisa menerima prilaku sadesme terhadap sesama Islam, apalagi pada sahabat dan penghuni rumah Nabi. Mungkin disinilah kedudukannya habib menempatkan diri, bukan sekedar mengorbitkan pembunuhan Husain karena kaitan nasab, tetapi harus meletakkan dasar anti sadesme secara benar, tidak berat sebelah yang kelak bisa melahirkan tuduhan "Habib Riziq Syiah".
Konsep pemikiran atau olah kata yang bisa menimbulkan persepsi "Habib adalah Syiah" memang sulit disadari oleh habib dalam paparannya, karena menggebu, heroik dan agitatif membela Husain yang meninggal bersimbah darah di padang Karbala. Biasanya hanya pendengar yan peka, dimana letak kesalahan habib berbicara, terutama ketika melempar bola "Mu'awiyah dan Putranya Rahimahulla", para penontonlah yang paling pandai menilai dimana letak kesalahan pemain di gelanggang, loyo , kurang semangat, tidak terlatih, kaku, dan arogan, maka yang mampu menilai itu semua hanyalah penonton.
Sikap Ulama Ahlussunah Terhadap Mu'awiyah Dan Putranya.
Nabi Bersabda
عن ابن عمر قال: قال رسول الله - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - : "أول جيشٍ يغزو القسطنطينية مغفورٌ له
Dari Ibnu Umar < Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam Bersabda : " Bahwa Orang pertama yang menyerbu Kontantinopel dosanya akan di ampuni " [Imam Bukhari Dan Muslim ]
Para Sejarawan manapun mengakui "Kalau Yazid Bin Mu'awiyah" adalah orang pertama kali yang menabuhkan gendrang perang ke Konstantinopel. Disebutkan dalam Wikipedia :
"Sebagai lelaki muda Yazid mengkomando pasukan Arab yang ayahandanya Muawiyah mengirim untuk mengepung Konstantinopel. Segera setelah itu ia menjadi khalifah, namun banyak dari yang ayahandanya telah menjaga di bawah pengawasan memberontak terhadapnya.
Walau disajikan dalam banyak sumber sebagai penguasa yang risau, dengan penuh semangat Yazid mencoba melanjutkan kebijakan ayahandanya dan menggaji banyak orang yang membantunya. Ia memperkuat struktur administrasi khilafah dan memperbaiki pertahanan militer Suriah, basis kekuatan Bani Umayyah. Sistem keuangan diperbaiki. Ia mengurangi pajak beberapa kelompok Kristen dan menghapuskan konsesi pajak yang ditanggung orang-orang Samara sebagai hadiah untuk pertolongan yang telah disumbangkan di hari-hari awal penaklukan Arab. Ia juga membayar perhatian berarti pada pertanian dan memperbaiki sistem irigasi di oasis Damsyik.".
Itu sebagai bukti bahwa Yazid bin Mu'awiyah adalah seorang perintis penyerangan "Konstantinopel" yang berhak mendapat ampunan dosa dari Allah. Lalu dengan tuduhan seorang Habib Rizq menyatakan Yazid adalah pemberontak, nyata tidak berlaku lagi atas dasar hadist tersebut. Karenanya perlu kebijakan khusus dalam memahami peristiwa karbala, agar pada akhirnya tidak menjatuhkan habib Rizq yang termakan "Mubahalanya sendiri". Banyak pujian kalangan kesaksian para ulama sekitar kebaikan Yazid dan kealimannya sebagai berikut :"
Kesaksian Muhammad Bin ALI bin Abi Thalib al Hanafiyah :
فقال له محمد بن علي بن أبي طالب المعروف بابن الحنفية: (ما رأيت منه ما تذكرون، وقد حضرته وأقمت عنده، فرأيته مواظباً على الصلاة، متحرياً للخير، يسأل عن الفقه ملازماً للسنة
Berkata Muhammad bin Ali bin Abi Thalib yang di kenal lurus : "Apa yang aku lihat darinya [Yazid bin Muawiyah] adalah apa yang engkau sebutkan:aku hidup dengan, dan aku berdiri shalat disisinya, beliau Yazid bin Mua’wiyah adalah orang yang memelihara shalat, sebagai orang yang perhatian pada sunah, selalu bertanya pemahaman din agar senantiasa mengamalkan sunah". Kalau menurut pendapat yang benar matinya Yazid , mati mendadak bisa terjadi pada siapa saja, sebagaimana yang menampa Ali dan Sahabat lainnya yang tragis matinya. Nah kematian tragis tak bisa dijadikan dalil untuk menghancurkan keberadaan orang lain.
Semoga tulisan ini bisa menjadi sumbang pemikiran habib Rizq untuk berpikir lebih jernih memahami sejarah lampau yang tak terdeteksi mata kita, karena hanya sebuah tulisan yang menjadi saksi, tentunya dari sudut mana sejarah itu ditulis, atas kearifan atau bukan, agar kelak tidak menyesal karena mubahala yang terucap harganya sangat mahal, sedangkan kita tak pernah koreksi dengan kesalahan.
‘Aliy bin Al-Husain ‘alaihis-salaam berkata :
رحم الله امرءا قبل نصيحتي، وحفظ وصيتي في الله ورسوله وأهل بيته فإن لنا في رسول الله أسوة حسنة....
فقالوا بأجمعهم: نحن كلنا سامعون مطيعون حافظون لذمامك غير زاهدين فيك ولا راغبين عنك، فمرنا بأمرك يرحمك الله، فإنا حرب لحربك، وسلم لسلمك، لنأخذن يزيد ونبرأ ممن ظلمك وظلمنا،،
“Semoga Allah merahmati seseorang yang menerima nasihatku, menjaga wasiatku yang berkaitan dengan Allah, Rasul-Nya, dan Ahlul-Baitnya. Sesungguhnya kami dalam diri Rasulullah adalah suri tauladan yang baik...”. Mereka semua berkata : “Kami semua akan mendengar, mentaati, dan menjaga kehormatanmu tanpa meninggalkanmu dan berpaling darimu. Maka, perintahkanlah kami, semoga Allah merahmatimu. Dan kami akan berperang karena peperanganmu, dan kami pun akan berdamai karena perdamaianmu. Kami benar-benar akan membawa Yaziid, dan berlepas diri dari orang yang mendhalimimu dan mendhalimi kami….....[tentunya kisah seperti ini tak akan bisa di utarakan syiah yang sangat banci dalam menyatakan kebenaran. Semoga menambah pengetahuan buat habib Rizq...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI