AKU tidak tahu siapa nama bapakku, dari keluarga apa ia berasal, apa makanan kesukaannya, siapa saja teman-temannya, yang pasti ia dianggap sejarah kelam nenekku. Tanpa aku tahu apa dosa besarnya?.
Sore menjelang Magrib, anak-anak di dusun Gunung Krikit berkumpul di Langgar (musholla), mengaji dan mengkaji ilmu Al-Qur'an serta hadist. Kami selalu senang diajar Ustadz Baim yang memiliki pengetahuan luas, ramah serta penyayang.
Usai mengaji dan mengaji, kami menjalankan ibadah shalat Maghrib berjamaah. Kemudian kembali mengaji ilmu tajwid sampai waktu sholat Isya.
Setelah sholat Isya kami diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing atau bermalam di Langgar, esok baru pulang.
Aku, Fitria, Neng, Rojak memutuskan pulang bareng karena rumah kami berada di jalur yang sama. Walaupun sesungguhnya rumah Rojak tak jauh dari langgar.
Di perjalanan, Fitria membuka pembicaraan dengan bertanya pada Rojak. "Apa arti nama Rojak? Kenapa orangtua mu memberi nama Rojak," tanyanya.
Rojak diambil dari kata bahasa Arab yang artinya rizki. Orangtuaku berharap anaknya memiliki rizki berlimpah.
"Sepertinya doa dan harapan ayah terkabul. Aku dianggap nenek sebagai pembawa rizki," katanya.
Lantas, kata Rojak, apa arti nama Fitri. Apa doa ayah bundamu dengan memberi nama Fitri.
Dengan tangkas Fitri menjawab bahwa Fitri memiliki arti suci yang juga diambil dari bahasa Arab. Orangtuaku berharap anaknya dapat menjaga kesucian diri maupun keluarga.
"Intinya tidak membiat nama keluarga buruk. Kalau kamu apa neng," kata Fitri.