Aco setuju dengan bos besar kalau peristiwa yang dialaminya hanya musibah.
Pertengahan Desember 2017, Aco kembali mengalami kecelakaan. Kali ini motornya di hantam taksi. Ia tidak ingat apa merek taksi yang menghantamnya, warna taksi itu ataupun bentuk lampu neon di atas taksi. Yang ia ingat tubuhnya diangkat oleh banyak orang dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.Â
Sementara ibunya meraung-raung tak terima anaknya menjadi korban tabrak lari. Ia mengutuk si penabrak agar tidak pernah diberikan anak agar tahu bagaimana susahnya memiliki dan memelihara anak sampai sebesar Aco.
Saat Aco siuman, Sang Ibu mengusap kepalanya dengan lembut. Ia bershalawat di telinganya. Seraya berbisik, "Sabar ya nak, ini musibah. Cobaan dari Gusti Allah."
Aco mulai ragu apakah kecelakaan yang dialami setiap pertengahan Desember sebagai musibah atau kutukan seorang perempuan yang ditolaknya. Seperti cerita dalam dongeng.Â
Kini bulan telah memasuki pertengahan Desember 2018, wajar kalau kemudian Aco was-was. Ia tidak ingin nasibnya sama seperti pertengahan Desember tahun 2016 dan 2017.Â
Motor matic Honda Scoopy warna putih yang ditunggangi Aco memasuki Jalan Raya Sawangan Depok menuju Jalan Margonda. Ia mampir sebentar ke sebuah bengkel tak jauh dari Rumah Sakit Bhakti Yudha untuk mengecek kerusakan pada motornya.Â
Dia berdoa dalam hati agar musibah pertengahan Desember tak terulang di pertengahan Desember 2018.Â
"Ya Allah semoga musibah tak menimpa diri saya pada pertengahan Desember tahun ini," katanya pelan.Â
Usai membayar tagihan perbaikan beberapa onderdil motor, Aco mengarahkan kendaraannya ke arah Margonda.Â
Ia sengaja memilih Jalan Melati, masuk ke Jalan Nusantara dan berbelok ke arah Jalan Arif Rahman Hakim. Di turunan Flyover Arif Rahman Hakim peristiwa yang ingin dihindari Aco terjadi lagi.Â