Mohon tunggu...
Iskandar Mutalib
Iskandar Mutalib Mohon Tunggu... Penulis - Pewarta

Pengabdi Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ema Baru

5 Desember 2018   08:47 Diperbarui: 5 Desember 2018   09:30 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Oh,  oke.  Teman-teman bawa proposal Sukabumi, kita rapat dengan bos. Semoga beliau mendapat hidayah, " teriaknya.

Dalam ruang rapat Ema telah duduk menunggu. Dia tidak marah,  ia justeru melayangkan senyum kepada setiap anggota rapat yang memasuki ruangan.

"Silakan duduk,  mari kita mulai rapatnya," kata dia sopan.  

Sebelum memulai rapat, Ema meminta maaf atas perangai buruknya selama ini. Ia berjanji tidak akan mengulanginya,  hanya saja ia meminta seluruh karyawan membimbingnya.

"Katakan salah kalau saya salah. Tidak perlu takut dipecat. Selama kalian tidak membuat kesalahan fatal terhadap perusahaan ini,  kalian tidak dipecat, tuturnya.  

Seluruh peserta yang hadir tersenyum. Mereka berjanji untuk saling mengingatkan di jalan kebaikan.

Memasuki materi rapat,  pada dasarnya Ema menyetujui hasil rapat Arman Cs.  Hanya saja ia meminta tim mengkaji lebih jauh tentang dampak terhadap pedagang kecil bila mendirikan mall.

"Saya kira kerangka dasarnya saya setujui.  Pak Arman tinggal membagi tim,  tim pembebasan tanah,  pembayaran dan tim penyelaras. Disamping terus melakukan kajian agar rakyat kecil tidak jadi korban, " katanya.  

Arman tidak menjawab,  kepalanya mengangguk dua kali sebagai pertanda bahwa ia telah memahami perintah.  

Ema tersenyum lebar melihat tingkah Arman yang seperti orang salah tingkah.  Arman berkata, rencananya Presiden Jokowi akan membangun Bandara Sukabumi tahun 2019. Yang artinya tinggal satu tahun lagi.  

"Maksud saya semua harus dilakukan percepatan,  karena sekarang telah memasuki bulan Desember, " katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun