"Aku sangat rindu sayang," katanya sambil menyeret istrinya kedalam kamar.
Sementara sang istri mengikuti saja arah tarikan suaminya. Baru saja sampai di pintu goa, keduanya dikejutkan dengan suara Baki Bani dari dasar Kelimutu.
"Selamat datang nenek guru, kakek tolong cubit bokong nenek yang sebelah kanan," katanya sambil tertawa mengejek.
Mendengar suara Baki Bani dari dasar Kelimutu, keduanya lantas ikut tertawa. "Dasar murid kurang ajar. Kembali fokus atau kau modar di dalam air," tegas si nenek.
Baki Bani yang memiliki sifat iseng warisan si nenek, tersadar. Dia langsung memfokuskan pikirannya dan membuang
jauh-jauh pikiran iseng. Ia fokus pada gerakan silat monyet menari di pelangi dan komodo menyapu musuh.
Sukmanya keluar dari raga. Menari-nari di dalam air, pelan tapi penuh kekuatan. Memperagakan jurus demi jurus. Tak hanya jurus monyet menari di atas pelangi dan komodo menyapu lawan yang dimainkan, jurus lain pun ikut diperagakan. Dari mulai monyet ranting, monyet terbang sampai komodo tindih menindih.
Pendekar Monyet Pelangi dan Pendekar Komodo Putih yang menyaksikan dari kejauhan segera tersadar.
Si nenek pun mengirimkan pesan ke telinga Baki Bani. "Fokus cucuku, kamu hanya menyatukan jurus monyet menari di pelangi dan komodo menyapu musuh. Untuk sementara lupakan jurus lainnya, termasuk jurus buaya putih berguling yang tengah kau mainkan," bisiknya.
Sukma Baki Bani kembali fokus memainkan dua jurus yang diperintahkan secara bergantian. Terus menerus sampai digabungkan menjadi satu jurus yang sangat mematikan.
Hari ke 100