Untuk mendidik generasi yang hidup di zaman teknologi, pendidik juga perlu memiliki beragam keterampilan dan penguasaan IT yang handal. Pendidik generasi Z tidak cukup dapat mengetik dan presentasi, namun juga terampil mengoperasikan aplikasi lain yang menunjang proses pembelajaran berbasis online dan kreatif membuat konten pembelajaran. Penguasaan IT juga bermanfaat untuk mengarahkan siswa dalam mengoptimalkan penggunaan media sosial menjadi media berkarya dan mengasah kemampuan yang lebih baik.
Capacity building pendidik dalam membentuk mentalitas siswa juga perlu diperhatikan. Generasi yang hebat dan senang belajar dan mengembangkan diri hanya akan lahir dari pendidik yang hebat dan senang belajar. Pendidik adalah agen perubahan bagi masa depan pendidikan.
Peran pendidik sebagai motor perubahan memiliki andil besar dalam menanamkan kebiasaan positif bagi siswanya. Kapasitas pendidik sebagai motivator bagi siswa, juga menjadi faktor penting. Siswa yang memiliki motivator akan memiliki kepercayaan diri dan keberanian untuk mencoba hal-hal baru, aktif dalam keorganisasian sekolah, ekstrakurikuler, keikutsertaan dalam kompetisi lokal, nasional maupun internasional. Pengalaman-pengalaman bersosialisasi dan beraktivitas di luar kelas akan memberi penguatan pada ranah softskill siswa.
Menurut Babay Hendri (2021) bagi Generasi Z, penekanan softskill menjadi sangat krusial, karena 80 persen keterampilan yang dibutuhkan Revolusi Industri 4.0 adalah softskill, sedangkan kemampuan technical skill hanya 12 persen saja. Seorang pekerja harus memiliki kemampuan yang tidak dapat dilakukan oleh mesin agar dapat beradaptasi dengan perubahan (Kompas.com, 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H