Mohon tunggu...
Iskan Darilyas
Iskan Darilyas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi LGBT di Indonesia: Pilihan?

24 Februari 2016   16:06 Diperbarui: 24 Februari 2016   16:24 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Orang gila mana yang memilih hidup sebagai gay? Keberadaannya dianggap mengintimidasi nilai-nilai agama, cintanya dianggap borok mental, kasih-sayangnya dianggap cacat pergaulan, sehingga mereka harus mengubur jati diri mereka sendiri. Terpaksa hidup sebagai orang lain agar selaras dengan keinginan sosial. Seumur hidup harus berpura-pura. Pura-pura menjadi lelaki yang suka perempuan, pura-pura punya pacar, pura-pura bahagia saat menikah, pura-pura menjalani hidup yang 'normal', punya anak, menua, lalu pura-pura menuntaskan cerita hidup yang sempurna, meskipun mereka akhirnya mati sebagai orang lain.

Manusia waras mana yang mau menjadi gay di Indonesia ini? Negeri dimana alim-ulama merasa bertanggungjawab atas iman orang lain, sehingganya mereka merasa berhak mengatur apa yang boleh dan tidak boleh ditonton orang, bagaimana orang harus berpakaian, kemana orang boleh pergi dan siapa-siapa yang boleh mereka cintai. Dan jika ada orang yang tidak setuju, mereka dinobatkan sebagai pembangkang dan musuh agama. Mereka diklaim sebagai agen peradaban barat dan musuh islam.

Siapa yang mau jadi gay di negeri ini? Negeri dimana para ustad anyar mantan preman atau artis yang baru tahu satu dua ayat langsung buru-buru mengeluarkan fatwa halal dan haram. Tanpa ragu mengobarkan api kebencian dan menebar kegelisahan di tengah masyarakat yang tadinya tenteram dan saling menghormati. Tanpa pikirpanjang men-tweet isi kepala mereka, teledor mengantisipasi bahwa kicauan kecil itu akan memutus banyak tali persahabatan, merenggangkan banyak ikatan kekeluargaan bahkan menginspirasi berbagai macam kekerasan. 

Wong edan macam apa yang memilih menjadi gay di negeri ini. Negeri dimana para cendekiawan muda berpenampilan rapi dan berwajah santun namun memiliki kepala yang sempit dan hati yang dikobari api kebencian berkumpul dan bergerak seperti MLM yang terus merekrut member. Mereka menelusup ke sekolah-sekolah, kampus-kampus, masjid-masjid dan rumah-rumah untuk menanamkan pemahaman kerdil mereka di kepala anak-anak muda, sehingga orang-orang muda yang tadinya hanif, penuh keceriaan, kasih sayang dan kehangatan ini berubah menjadi hakim-hakim kecil yang menudingkan telunjuk mereka kepada orang-orang di sekeliling mereka, memutuskan siapa benar dan siapa salah.

Orang-orang ini  hidup dan bernafas dengan mengusung 'mentalitas korban'. Bahwasanya mereka adalah korban -- korban konspirasi dunia. Mereka percaya bahwa satu-satunya agenda para penghuni planet bumi ini adalah berkonspirasi menjatuhkan Islam. Bahwa judul besar sandiwara dunia ini adalah "Islam Melawan Dunia". Oleh karenanya umat islam harus bangkit melawan, bergerak, menelusup dan merebut tampuk-tampuk strategis.

Mereka percaya bahwa semua pahlawan Islam seperti Umar bin Khattab, Khalid bin Walid, Ibnu Taymiyah atau Shalahuddin Al-Ayyuby sudah menitis ke dalam diri Hasan Al-Banna. Dan satu-satunya dakwah yang sempurna adalah dakwah yang dimulai Hasan Al-Banna ini.

Manusia macam apa yang nekad menjadi gay di negeri ini, negeri dimana kelompok-kelompok pengajian berkembang menjadi harokah-harokah picik yang berkepercayaan bahwa syurga hanya milik jamaah mereka saja. Bahwa tidak ada dakwah lain selain jalan pedang. Bahwa jalan keluar bagi kaum LGBT adalah dirajam, dibakar atau dijatuhkan dari tempat yang tinggi. Kelompok-kelompok ini akan melakukan sweeping ke kamar-kamar penduduk, memeriksa apakah orang-orang sudah makan dan minum halal serta berhubungan sex sesuai cara dan kriteria mereka.

Orang sakit jiwa macam apa yang memilih menjadi gay? Gay itu salah di mata (mayoritas) agama popluer. Cintanya adalah dosa. Sepanjang hidup seorang gay harus tersiksa batin. Memendam dalam-dalam rahasia terbesar hidup mereka. Jika pun mereka akhirnya berbesar hati meminta nasehat kepada orang-orang alim, sudah bisa dipastikan kisah nabi Luth atau Sodom dan Gomorah lah yang akan mereka dapat. Orang-orang beragama beranggapan bahwa ayat-ayat ini adalah semacam ayat kursi atau ayat-ayat rukyah yang jika dibacakan akan dapat mengusir jin dan setan yang telah membuat seseorang menjadi gay.

Semudah itu. Jika ada orang yang gay, maka bacakanlah kepada mereka Surah As Syu’araa : 160; An Naml: 54; Al Hijr: 67; Al Furqan: 38; atau Qaf: 12.

Abracadabra!! … si gay akan jadi straight.

Orang-orang ini dengan mudah men-judge kami para LGBT, tanpa mau tahu betapa berat hidup yang telah kami jalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun